Buku ini berisi esai-esai yang ditulis oleh Pater J. Drost, Kepala Sekolah Pertama SMA Kolese Gonzaga. Beliau adalah seorang intelektual, tidak pernah fanatik dan berdendam. Ia tidak akan mengejar pengukuhan diri oleh orang lain. Ia berani berpendirian, dan tidak takut mengaku salah atau keliru kalau memang demikian. Ia tidak pernah takut kehilangan apapun selain kehilangan kasih karunia Tuhann…
Bagi saya, salah satu unsur terpenting dalam penulisan esai adalah memposisikan diri. Memposisikan diri bisa dimaknai sebagai "berpendapat", dalam arti mengekspresikan pandangan atau penilaian mengenai permasalahan tertentu. Namun dalam perkembangannya, khususnya dalam jangka waktu tujuh tahun yang terdokumentasikan dalam kumpulan esai ini, usaha memposisikan diri juga semakin sering dan semaki…
Beliau memiliki seorang nujum yang waskita. Inilah nasihatnya. "Baginda, jangan hiraukan kutu busuk. Hiraukan para kawula dan negara. Kutu busuk cuma menggigit, tapi tak mematikan. Jangan seekor pun baginda bunuh. Sebab pembunuhan itu yang mereka cari, agar orang bisa menyebut Baginda pembunuh, dan menobatkan mereka menjadi syuhada, atau martir. Waspadalah akan taktik busuk mereka. Jangan biki…
Bersyukur dan mensyukuri serta naluri yang menggugat besama rasa syukur merupakan ungkapan yang sangat tulus atas rahmat yang diterima. Melalui buku ini kita dapat melihat salah satu sisi potret jati diri Jakob Oetama termasuk kegundahan, penggugatan, dan upayanya menundudukkan persoalan bagi masyarakat. Di usianya yang telah mencapai 78 tahun, Jakob masih terus mengikuti perkembangan dunia lew…
Buku ini berisi kumpulan esai mengenai pemikiran/tokoh, seni, ilmu, dan masyarakat/agama.
Apa yang tersaji dalam kumpulan esei-esei 'Bentara' ini dengan jelas mencerminkan perayaan kemajemukan refleksi. Ada refleksi tentang mantan presiden dan pemikir dunia, tentang film dan sastra, mengenai buku dan seni rupa, tentang kosmologi dan ilmu fisika, tentang spiritualitas dan agama. Mereka tidak ditulis sebagai traktat dengan formalitas yang ketat, melainkan dalam rupa esei-esei pendek y…
Buku adalah jendela dunia, Liber Fenestra Mundi. Setiap kali membukanya, tambahlah bentangan cakrawala kita. Dia juga guru dan teman dialog, yang dengan suka rela diikuti arahannya, ketika dengan perasaan gembira, dan mata membelalak, kita kagum akan kedalaman hikmatnya. Dia juga kaki, yang karena proses peletakkan watak sebagai hasil interaksi dengannya, membuat kita tak gamang menjalani kemba…
Buku ini membahas perkara siapa yang mangatur Bahasa Indonesia, para pelaku dan pengguna aturan Bahasa Indonesia, Detail-detail linguistik dalam bahasa Indonesia, Istilah-istilah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari-politik-teknologi-rumahsakit-agama, penalaran dalam bahasa Indonesia, dan belajar memahami bahasa Abdurrahman Wahid.
Sastra merupakan dunia Jungkir Balik. Demikian sebuah judul esei Budi Darma dalam buku ini. Enam belas esei lain membicarakan kreativitas para pencipta tradisi kritik sastra, apresiasi sastra, cerpen, kebiasaan pengarang Indonesia, jurusan sastra Indonesia, dan hal-hal yang menyangkut sastra.rnSekalipun esei-esei itu ditulis pada waktu yang berlainan namun kesemuanya memiliki ciri yang sama: ia…
Buku ini menyajikan analisis yang tajam atas perkembangan mutakhir politik dan budaya Tanah Air. Dengan tetap menyadari bahwa realitas memiliki dinamika berikut hukum-hukumnya sendiri yang sering tak mudah dirumuskan apalagi ditanggapi dengan semestinya penulis terus mengingatkan betapa pentingnya kita menyusun semacam agenda dan strategi kebudayaan yang sistematis dan terencana.rnNah, salah sa…