Buku ini berisi 55 cerpen yang a-politis dan a-ideologis, dalam arti tiada gugatan-gugatan tersembunyi atau tidak pada kenyataan politik dan ideologi (orde baru pada masa itu yang sangat menekan. Dunia fiksi yang umumnya mencuat dalam kumpulan ini lebih banyak digunakan untuk satu melankoli dalam melodrama kehidupan dari sebuah negeri yang haru, negeri biru dengan panorama mengenaskan. Posis…
Buku ini berisi 16 cerpen Kompas Pilihan tahun 2005-2006 yang dipilih oleh Profesor Dr. Bambang Sugiharto guru besar filsafat di Universitas Parahyangan dan ITP dan Nirwan Dewanto.
Cerpen-cerpen dalam buku ini adalah hasil dokumentasi PDS HB Yasin. Tema-tema yang diangkat dalam cerpen-cerpen tersebut adalah kemanusiaan dan keadilan. "Saya tertunduk. Yang saya pikirkan bukan kekejaman perkosaan massal itu, karena hal ini telah menjadi kebiasaan selama gerakan penumpasan berlangsung. Juga bukan bahwa yang ikut memperkosa adalah tokoh gerakan dan perwira, karena waktu itu…
Buku ini merekam permasalahan sosio-kultural masyarakat Bali yang diakibatkan derasnya arus pariwisata yakni pendangkalan nilai-nilai masyarakat, ironi-ironi pada masyarakat, dan masalah-masalah lingkungan yang selalu membayangi Bali. Gde Aryantha Soethama bukan hanya seorang perekam yang ulung, tetapi ia adalah cerpenis yang mengerti benar situasi sosiokultur tempat tinggalnya. Perubahan ya…
16 cerpen pilihan Kompas tahun 2004 ini adalah nyanyian sunyi di tengah hingar bingar dunia abad 21 yang penuh kekuasaan dan kepalsuan- di antara hubungan laki-laki dan perempuan, orangtua dan anak, sesama warga komunitas, desa, negara, antarbangsa. Membaca enam belas cerpen pilihan Kompas tahun 2004 seperti mendengarkan nyanyi sunyi di tengah ingar bingar dunia abad ke-21 yang penuh kekeras…
Kupikir, mestinya aku masuk bui saja. Biar berkawan dengan rekan-rekan yang disebut para bajingan. Dilingkar tembok tebal dan tinggi. Sunyi dari muka-muka senyum palsu. Sebenarnya jalan ke sana sudah ada. Tapi mereka menghalang-halangiku sehingga penjara seolah-olah haram bagi orang semacam aku. Terus terang, aku koruptor. Aku manipulator, aku menyalahgunakan jabatanku untuk semua yang konyol i…
Buku ini berisi 15 cerpen terbaik Kompas dan Cinta di Atas Perahu Cadik sebagai cerpen terbaik.rnrnMelanjutkan yang telah kamu mulai tahun lalu, pemilihan cerpen di dalam buku antologi ini tetap dilakukanoleh mereka dari luar Kompas. Kali ini pemilihan dilakukan oleh Yu Utami, seorang novelis dan kolumnis yang menjadi anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta periode 2006-2009 dan pernah men…
Kumpulan cerpen ini ditulis dengan kredo catatan harian saat penulis mengambil jarak dengan peristiwa yang terjadi dan kemudian secara kritis menyindir kenyataan yang terjadi di negeri yang kian miskin akan etika dan moral. Dalam menulis cerpen, haruskah pengarang mengambil jarak dengan lingkungan sekitarnya? Bagi Yanusa Nugroho, penulis kumpulan cerpen ini, tanpa ia sadari ternyata jawabnya…
Buku ini berisi 19 cerpen Iwan Simatupang. Cerpen-cerpen ini bercerita tentang kesepian manusia, irasionalisme dan tragedi manusia-manusia kecil, ironi dan bias-biasnya. Betapapun posisi Iwan Simatupang dalam kesusastraan Indonesia sangat khas...... Ia terus dibicarakan. Setelah meninggal pun ia masih menerima Hadiah Buku Utama dan Hadiah Sastra ASEAN .....Memang karyanya kerap kali sangat b…
Tak cukupkah menjadi orang Bali hanya daengan merasa diri Bali? Bisakah menjadi orang BAli hanya dengan mengatakan bahwa aku ini Bali? Apakah aku berhenti menjadi orang Bali, ketika orang mencapku bukan Bali? Jadi, Bali adalah sebuah cap? Kalau sudah berhasil kena cap, lalu akan melekat, apa pun yang dilakukan, apa pun yang dipikirkan? Atau , Bali itu sebuah ideologi? Sikap mental? Sikap jiwa? …