Cerpen adalah sebagian jawaban dari para pengarang untuk tetap kritis dalam menyikapi setiap realitas di sekitar hidup kita. Realitas politik, yang telah menjadi isu utama selama bertahun-tahun di negeri ini, senantiasa bias kepentingan. Apalagi kemudian ditumpangi olehkeinginan untuk berkuasa, ia akan menjadi semakin "serakah: dan "menghalalkan" segala cara. Cerpen-cerpen dalam buku ini, te…
Sastra koran, bagi pengelola media, bisa menjadi sarana untuk menyuarakan berbagai masalah, semisal menyangkut tokoh masyarakat, kasus di dalam lembaga agama, perilaku tokoh agama, konflik kesukuan, kerumitan di dalam suku-suku tertentu, dan korupsi. Sastra melakukan tugasnya tanpa terbentur kendala-kendala prosedural jurnalisme. Tulisan sastrawan ini kadang bikin kecut, bikin sedikit mules, te…
Pada awal karirnya sebagai penulis, Pram menghasilkan berbagai bentuk karya tulis: prosa, puisi, cerita pendek, dan esai. Karya-karya tersebut tersebar pada berbagai majalah dan media lainnya, dan baru belakangan in dirangkum oleh Astuti Ananta Toer menjadi buku yang diberi nama Menggelinding. Sebuah buku yang dengan apik menggambarkan perjalanan seorang penulis dalam mencari suara dan pemikira…
Buku ini memuat seluruh cerpen Seno Gumira Ajidarma yang pernah dimuat Harian Kompas antara 1978-2013. Inilah 85 cerpen yang dalam 35 tahun secara kronologis menjelajahi berbagai tema dalam beragam cara, yang selain bisa dibaca sebagai hiburan, berpeluang diperiksa dalam konteks sosial historis zamannya. Dalam penerbitan kali ini, sejumlah cerpen ditulis ulang, sehingga bisa juga dibaca sebagai…
Buku ini berisi 10 kisah dari Hungaria yang diterjemahkan dari bunga rampai terbitan UNESCO, 44 Hungarian Short Stories (1979) yang memperkenalkan masyarakan Hungaria kepada masyarakat Indonesia. Di antara para penulis Hungaria tersebut terdapat kecenderungan naturalisme, impresionisme, simbolisme, dan art nouveau (seni baru).
Buku ini diterjemahkan dari buku berjudul The Wanderer. Buku ini berisi 44 karya yang pendek dan padat dan berisi ajaran kebijaksanaan sebagai hasil dari pengembaraan jiwa dan pikiran.
Kumpulan cerpen ini berisi karya-karya Danarto yang ditulis dengan penuh eksperimen gaya menulis dan berisi kisah-kisah yang menjadi legenda di Asia. Melalui kumpulan cerpen ini, kita seolah dapat menangkap Danarto ingin membebaskan diri dari pengaruh sastra yang berkembang di Eropa dan Amerika.
Buku ini adalah kumpulan cerita pendek yang ditulis di berbagai waktu dan kesempatan saat penulis masih hidup. Ada 12 cerpen yang antara lain berjudul Monalisa Kapal Orange, Artis yang Ulung, Poligami, Kemenangan di Jabal Nur, Ruangan Terisi, Tuan Miloszewski, Menuju Kemenangan, Dua Tunggal Satu, Angin Gunung Guntur, Tidak ada Apa-Apa, Menemukan Tujuannya, dan Rumah Saya di Grogol.
Buku ini berisi 12 cerita pendek yang berjudul setia, melupakan janji, terperosok, mendapat pertolongan, tukang kayu mengambil hadiah, perlindungan, menjual emas, tukang emas menghasut raja, tukang kayu dipenjarakan raja, yang salah ketahuan juga, mencari kebenaran, dan serakah membawa bencana. Dari judul-judulnya menarik dan membuat kita bertanya-tanya akan makna dan kebijaksanaan di dalamnya.
Buku ini berisi kumpulan cerpen yang ditulis pada tahun 1953-1955.