Selain Umar Kayam (alm.) dan Budi Darma, tak banyak penulis Indonesia yang bermukim cukup lama di luar negeri secara intens menyempatkan menuangkan gagasan dan pengalaman mereka dalam bentuk cerita rekaan. Herlino Soleman, penulis buku kumpulan cerpen Tabir Kelam nin, tentu saja adalah perkecualiaan. Selama bermukim di Jepang, karya cerpenis asal Brebes (jawa Tengah) ini terus mengalir. Meski k…
Buku ini berisi 55 cerpen yang a-politis dan a-ideologis, dalam arti tiada gugatan-gugatan tersembunyi atau tidak pada kenyataan politik dan ideologi (orde baru pada masa itu yang sangat menekan. Dunia fiksi yang umumnya mencuat dalam kumpulan ini lebih banyak digunakan untuk satu melankoli dalam melodrama kehidupan dari sebuah negeri yang haru, negeri biru dengan panorama mengenaskan. Posis…
Inilah buku yang berisi 15 cerpen terbaik Indra Tranggono, cerpenis dan penulis lakon dari Yogyakarta. Dengan lihai penulis mengolah berbagai kenyataan hidup menjadi karya fiksi yang akan menikam perasaan kemanusiaan kita, sehingga kita sepatutnya - jika tidak mau dikatakan harus - merenungkan kembali hal-hal yang kita anggap wajar selama ini. Tapi tak jarang pula kita ditampar dengan sindiran …
Dalam sekali pukul pembacaan, kita akan menemukan sedikit ciri yang menandai sebagian besar cerpen (di buku ini). Pertama adalah pilihan bentuk dan gaya, atau cara penceritaan yang secara dominan dipenuho oleh kecenderungan yang mistik, lalu mengarahkan cerita pada simpulan atau akhir yang supranatural dan surealistik. Tak kurang dari 50 persen (11 cerpen) yang memiliki kecenderungan semacam in…
Buku ini mencoba menghadirkan kalimat-kalimat puisi dalam kalimat-kalimat prosais. Lewat kata-kata dalam karyanya" Adalah keistimewaan cerita pendek yang ditulis oleh seorang sastrawan yang dalam proses kreatifnya lebih dikenal sebagai penyair dan bukan seorang cerpenis? Buku kumpulan cerpen Membunuh Orang Gila ini adalah jawabannya. Lewat kumpulan naskah yang terhimpun dalam buku ini, Sapar…
Dalam cerpen-cerpen Triyanto Triwikromo yang dihimpun dalam buku ini, pengarang tak hanya melakukan terobosan atas batasan dimensi waktu sebagaimana terpapar. Ia juga membuat dimensi ruang terlampaui. Maka sejarah - sebagai representasi peristiwa dalam ruang dan waktu mengalami destabilisasi dalam kumpulan cerpen ini.
Bibir ini mau bercerita tentang seseorang yang mendesah dari seberang, sebatang lilin yang menyala dalam kabut, dan impian di tengah musim. Juga Berkisah tentang seorang ana yang masih bocah, seekor ayam yang bertelur di atas ensiklopedia, pembuat sangkar yang mencuri bekisar, dan roti ulang tahun yang di dalamnya ada ulat beracun. Seru kan... wuhuuuu
Buku ini kumpulan cerpen saat Arswendo Atmowiloto ketika ia diperiksa polisi sampai ia bebas dari penjara.