Novel ini mengisahkan seorang mata-mata yang cerdik pada zaman revolusi. Herlambang, mata-mata yang mensukseskan pendaratan Tentara Sekutu di medan perang pasifik dicari oleh intel Nica untuk dijadikan mata-matanya. Herlambang ditugaskan menghubungi Yogyakarta di daerah Republik. Dalam perjalanan rahasianya, ia disertai seorang gadis cantik. Dengan adanya contra-spionase dari daerah Republik, m…
Buku ini mengisahkan penderitaan batin Bastian yang dipaksa berkonfrontasi dengan ibu tiri dan lingkungan tempat ia bekerja, hanya karena keyakinan bahwa ia sangat mencintai ayah kandungnya. Ketika pada suatu saat ia berhasil menemukan sari kebahagiaan, kembali ia dihadapkan pada sebuah kenyataan hidup yang paling menyakitkan; ia telah mengawini adik kandungnya sendiri.
Novel ini berkisah tentang kehancuran sebuah rumah tangga. Pengisahan yang tajam dan sinis seraya menyindir kehidupan di dunia.
Novel ini berisi kisah wayang Mahabarata yang dikontemplasikan penulis dari sudut pandang orang tua dan anak. Kisah-kisah yang diangkat antara lain Hulu Sungai Gangga, Kunthi Talipati, Oto Kawat Tulang Lelaki, Kebon Binatang Candrakirana, Dua Ibunda, Ziarah, Kembalinya Wangsa Ksatria, Bunda dan Putra, Sang Perisai, dan Hilir Sungai Gangga. Novel ini juga dilengkapi dengan Glosari.
Novel ini ditulis oleh seorang perempuan Sunda yang menulis dalam tiga bahasa yakni bahasa Sunda, Belanda, dan Indonesia. Ia hidup di 3 masa, zaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan.Dengan membaca novel ini, teman-teman akan mendapatkan gambaran mengenai kehidupan dan pemikiran perempuan di masa-masa itu.
Novel ini berkisah tentang Hartanto seorang pemuda Tiongkok yang menikah dengan gadis dusun karena merasa bahwa bumi tempatnya berpijak adalah tanah airnya sendiri yang telah menghidupinya selama ini. Perkawinan ini ditentang oleh orangtuanya yang masih berusha membentuk kelompok sendiri. Tapi Hartanto nekat sambil berupaya berjuang untuk menyadarkan orangtuanya yang berwawasan keliru. Kini buk…
Novel ini berkisah tentang Dewi Sinta yang diusir dari istana, siapa itu Lawa dan Kusya, siapa Aswa Megh Yahja, dan pembertontakan yang dibuat oleh Lawa dan Kusya.
Buku ini adalah roman yang menggambarkan kebobrokan manusia sekarang yang hidup di luar norma dan moral yang telah menjadi tradisi kemanusiaan, dan tidak memiliki eksistensi
Novel ini mengambil setting di Jogjakarta dan sekitarnya pada masa kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Karya ini termasuk dalam fiksi sejarah yang dapat menjadi referensi mengenai kehidupan, pola pikir, serta keputusan-keputusan mengenai perjuangan kemerdekaan negara republik di Indonesia.
Novel ini mengisahkan tentang seorang pelukis yang hidup gelisah, kesepian dan diburu-buru perasaan tak menentu. Hidupnya liar, kurang disiplin kerja, bertingkah laku aneh dan tidak memperhatikan diri sendiri. Akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa ia akan dapat mengubah hidupnya bilamana ia sudah bersistri. Novel ini ditulis dengan gaya polos dan sederhana, novel ini menjadi kisah yang menga…