Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek penulis yang ketiga yang menyiasati nasib kemanusiaan yang menimpa tokoh-tokoh yang terlibat dalam kehidupan kisah. Buku ini dipersembahkan kepada Prajurit TNI yang tetap setia kepada darmanya dalam bertugas tidak bisa terhindar dari nasib yang telah menjadi garis hidup pribadinya.
Buku kumpulan cerpen ini berisi 14 karya yang menggambarkan problem perempuan di dalam masyarakat dan keluarga. Cerpen-cerpen ini pernah terbit di berbagai media massa dan di antaranya pernah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan Portugis.
Buku ini berisi 10 cerpen AA Navis ini kaya akan simbol dan metafora yang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah diajukan.
Buku ini berisi 6 cerpen yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto. Seluruh cerpen ini merupakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan.
Buku ini berisi cerpen-cerpen Korrie Layun Rampan yang apik dalam menggambarkan suasana dramatik yang menunjukkan kesuksesan hasil percobaan-percobaannya di awal karier kepenulisan.
Buku ini berisi 15 cerpen yang bercerita tentang kejadian-kejadian biasa yang dianggap sepele. Cerpen-cerpen tersebut mengedepankan nilai-nilai humanisme.
Buku ini berisi kumpulan kisah mengenai benturan budaya tradisi dan modernitas yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Melalui kisah-kisah dalam buku ini, teman-teman dapat berkaca mengenai konsep modernitas yang teman-teman gugat maupun yang teman-teman amini sebagai orang Indonesia.
Kumpulan cerpen ini terdiri dari 17 cerpen yang ditulis oleh 17 penulis cerpen Indonesia. Tema utama yang diangkat dalam kumpulan cerpen ini adalah kemanusiaan manusia di zaman modern saat manusia Indonesia membangun diri. Setiap cerpenis bergulat dengan imajinasi kreatif yang kemudian melahirkan ragam pengalaman unik dan khas.
Buku ini berisi 12 cerpen karya Mochtar Lubis yang berjudul Bromocorah, Abu Terbakar Hangus, Hati yang Hampa, Pahlawan, Uang, Uang, Uang, Hanya Uang, Wiski, Dara, Dukun, Hidup adalah Sebuah Permainan Rolet, Rekanan, Gelas yang Pecah, dan Perburuan.