Buku ini kisah Ridwan yang penuh dengan persaingan untuk mendapatkan tempat terhormat dalam keluarga dan masyarakat. Walaupun tempat terhormat dalam keluarga telah dipegang, ia masih merasa kalah dari Kadir, sepupunya. Kerakusan itu telah membentuk sebuah dendam yang ia bawa seumur hidupnya. Meski sudah begitu lama merantau ke negeri orang, Ismet Fanany, penulis novel ini, masih begitu lekat…
Dalam buku ini terkumpul 70 cerpen yang ditulis oleh AA Navis mulai dari tahun 1955-2002 termasuk di dalamnya adalah 2 cerpen yang tidak diketahui tahun terbitnya. Antologi ini bisa menjadi bahan kajian menarik bagi para peminat sastra Indonesia.