Buku ini berisi puisi-puisi dan sajak-sajak karya Rendra yang di berinya sub judul Romansa, ke Altar dan sesuadahnya, malam stanza, nyanyian dari jalanan dan sajak-sajak dua belas perak.
Buku ini berisi puisi-puisi Rendra ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama ditulis di negara-negara Komunis seperti Mancuria, Korea Utara, Russia, dan RRT. Bagian dan ketiga kedua berisi puisi-puisi yang ditulis di Yogya, Solo, Bogor, Jasinga mengenai orang-orang marjinal, hutan, gereja, bahkan tanggapan kepada kitab suci seperti puisi yang berjudul Amsal sebuah perjalanan ke Golgotha.
Buku ini berisi puisi-puisi Rendra yang berjudul Kupanggil namamu, Kepada MG, Nyanyian Duniawi, Nyanyian Suto untuk Fatima, Nyanyian Fatima untuk Suto, Blues untuk Bonnie, Rick dari Corona, Kesaksian tahun 1967, Pemandangan senjakala, Bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta, Pesan pencopet kepada pacarnya, Nyanyian angsa, dan Khotbah.
Kumpulan puisi ini berisi 6 karya Rendra yang berjudul Wanitaku! Wanitaku!, Setelah Rambutmu Tergerai, Kupanggili Kamu Kekasihku, Catatan, Disebabkan oleh Angin (Vasco Da Gama) dan Disebabkan Oleh Angin (Priangan).
Buku ini adalah buku pertama yang memuat puisi-puisi Mbeling karya Remysylado pencetus gerakan puisi mbeling dari 1971 sampai 2003. 143 puisi dalam buku ini akan membuat kita tersenyum, tertawa, atau merenung. Di dalam kelakarnya Remy sedang serius menelanjangi sikap feodal dan munafik di masyarakat terutama di kalangan pemimpin bangsa.
Buku puisi ini berisi rangkaian karya Rieke Diah Pitaloka mulai dari tahun 1998, 2000, 2001, 2002, dan 2003. Puisi-puisi ini memberi ruang budaya dalam hati dan jiwa teman-teman untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan buah-buah yang segar.
Puisi-puisi Joko Pinurbo dianggap membawa keunikan dan kesegaran tersendiri dalam dunia sastra Indonesia. Salah satu kepiawaiannya adalah mengolah pengalaman sehari-hari dan meleburkannya dalam renungan hidup yang subtil. Kerja kreatif semacam ini mengasyikkan dan membuat pembaca tertawa, merenung, dan menemukan hal-hal yang sebelumnya hanya dilakukan sebagai rutinitas.
Buku ini mengambarkan perkembangan puisi Indonesia sejak awal kebangkitan sampai sekarang.ditunjukannya pokok-pokok pemikiran serta perubahan-perubahannya di samping memberikan pandangan-pandangannya sendiri yang tidak selalu sejalan dengan pendapatpara lainnya.
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain berjudul Di Menara Mesjid Banten, Atas Rido-Mu. Percakapan Senja, dan Peta Wajahmu. Setiap bagian terdiri 5 sampai 10 puisi yang bertema keagamaan, persahabatan, dan cinta.
Buku ini berisi kumpulan syair-syair dari Yogya (1975-1976-1977), Intermeso (1978-1979), dan Perkutut Manggung (1980-1981-1982).