Buku puisi ini berisi rangkaian karya Rieke Diah Pitaloka mulai dari tahun 1998, 2000, 2001, 2002, dan 2003. Puisi-puisi ini memberi ruang budaya dalam hati dan jiwa teman-teman untuk melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan buah-buah yang segar.
Puisi-puisi Joko Pinurbo dianggap membawa keunikan dan kesegaran tersendiri dalam dunia sastra Indonesia. Salah satu kepiawaiannya adalah mengolah pengalaman sehari-hari dan meleburkannya dalam renungan hidup yang subtil. Kerja kreatif semacam ini mengasyikkan dan membuat pembaca tertawa, merenung, dan menemukan hal-hal yang sebelumnya hanya dilakukan sebagai rutinitas.
Buku ini mengambarkan perkembangan puisi Indonesia sejak awal kebangkitan sampai sekarang.ditunjukannya pokok-pokok pemikiran serta perubahan-perubahannya di samping memberikan pandangan-pandangannya sendiri yang tidak selalu sejalan dengan pendapatpara lainnya.
Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain berjudul Di Menara Mesjid Banten, Atas Rido-Mu. Percakapan Senja, dan Peta Wajahmu. Setiap bagian terdiri 5 sampai 10 puisi yang bertema keagamaan, persahabatan, dan cinta.
Buku ini berisi kumpulan syair-syair dari Yogya (1975-1976-1977), Intermeso (1978-1979), dan Perkutut Manggung (1980-1981-1982).
Buku ini berisi puisi-puisi Subagio yang ditulis sejak tahun 1957, 1970, 1975, 1982, 1989, dan 1990-1n. Sajak-sajak yang mempengaruhi penyair Wiji Thukul dapat teman-teman temukan di sini. Bacaannya yang luas tercermin dalam kritik dan sajak-sajaknya yang menarik dan menggelitik setiap orang untuk peka terhadap keadaan sosial maupun kedirian dan keadaan alam semesta.
Walaupun manuskrip ini menceritakan tragedi, kisah-kisahnya disampaikan dengan nada ringan, nyaris komikal (bahkan ada beberapa pastiche ala puisi mbeling), yang justru membuat ceritanya makin tragis. Pemakaian ironi yang mantap! Selain itu, penulis juga menungjukkan kepiawaiannya mencampur aduk berbagai macam referensi,alusi, dan gaya. Dari yang kuno sampai yang kekinian, dari high culture sam…
Buku ini berisi 31 tulisan tentang apresiasi puisi yang ditulis oleh remaja selain sebagai medium ekspresi diri, maupun sebagaimedia komunikasi. Di dalamnya terdapat ekspresi perasaan, pengamatan, pengalaman, keinginan, kekecewaan, cita-cita, dan cinta.
Mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan. Ceruk cinta yang haus warna. Ceruk perempuan,. Malam ini aku akan tidur di matamu.rnrnDaun-daun celana berguguran di senja tersayang.rnDi senja tersayang daun-daun celana berguguran.rnrnTangan kecil hujan menjatuhkan embun ke celah bibirmu,
Pantun Melayu adalah ouisi empat baris. Salah satu tema utamanya adlah percintaan. Dua baris pertama yang disebut sampiran, pada umumnya adlah nonsens atau omong kosong. Sementara itu, dua baris terakhir yang disebut isi menyampaikan maksud sebenarnya dari puisi romantis ini.