Buku ini ditulis Gibran beberapa tahun sebelum meninggal sebagai kelanjutan dan pelengkap buku Sang Nabi.
Buku ini 12 karya Gibran yang diterjemahkan dari buku The Treasury of Kahlil Gibran. Karya-karya tersebut antara lain berjudul Suara Penyair, Nyanyian Hujan, Prahara, Kehidupan Cinta, Kami dan Kalian, Rumah Berkah, Penciptaan, Perbudakan, Kota Kematian, Setan, Dua orang anak manusia, dan Hari kelahiranku.
Buku ini diterjemahkan dari buku berjudul The Wanderer. Buku ini berisi 44 karya yang pendek dan padat dan berisi ajaran kebijaksanaan sebagai hasil dari pengembaraan jiwa dan pikiran.
Buku ini berisi kumpulan cerpen. Bahasa yang digunakan dalam cerpen-cerpen ini lancar dan menarik dengan gaya yang khas. Dalam kedua belas cerpen ini terdapat cerita tentang manusia dan masalahnya yang universal dan abadi. Cerita korban-korban yang ditulis tahun 1961, menyentuh hati saat dibaca kembali saat ini.
Tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen ini mengajak teman-teman untuk berpikir kreatif dan sekaligus menyandarkan akan nilai kemanusiaan. Mereka tidak hanya mempertanyakan diri sendiri tetapi juga mempertanyakan hal-hal di luar dirinya.
Buku ini berisi kisah perjalanan hidup seorang anak yang dilahirkan oleh keluarga yang kaya raya tetapi sejak lahir dijadikan anak angkat seorang petani miskin.Petani Barberin membesarkan anak itu dengan mendapat tebusan uang yang berlimpah dari orang tua anak itu. Sayangnya, petani itu keburu meninggal di Paris sebelum mempertemukannya dengan orang tua yang sebenarnya.
Buku ini berisi kisah hidup seorang penari Ronggeng yang melawan tradisi bahwa seorang Ronggeng tidak boleh mengikatkan diri pada seorang lelaki. Hati sang penari tersebut hancur lebur ketika perjaka yang dikasihinya pergi meninggalkannya. Pemberontakan jiwa sang penari tersebut menjadi penentu dalam pertumbuhan kepribadiannya. Dia tegar dan berani melangkahi ketentuan-ketentuan yang telah lama…
Buku ini berisi adalah lanjutan dari buku pertama lintang kemukus dini hari. Pada buku ini dikisahkan bahwa sang penari ketika masuk penjara karena status ronggeng yang diembannya. Kemampuan nuraninya sendiri mengajarkannya bahwa menjadi perempuan milik umum tidak lebih berharga daripada menjadi perempuan rumah tangga. Hingga akhirnya perjaka yang pernah meninggalkannya kembali untuk menyelamat…
Buku ini ditulis untuk kaum intelektual dan generasi muda terpelajar yang merasakan proses globalisasi dengan segala kesempatan emasnya, dengan bermacam konflik kultural di dalam diri mereka. Buku ini dapat digolongkan sebagai sastra epik yang berkonsentrasi pada persoalan-persoalan nasion dan bukan hanya kisah dunia kecil individual. Gaya penceritaan yang ringat dan santai penuh informasi dan …
Maut dan Cinta adalah roman yang berupa jalinan cerita percintaan, petualangan dan perjuangan ini. Buku ini menampilkan dengan jelas keinginan asasi pengarangnya yang hendak mengingatkan kembali para pembaca kepada dasar-dasar perjuangan di awal revolusi di mana setiap orang ikhlas menyerahkan jiwa raganya untuk revolusi dan percaya bahwa para pemimpin tak mungkin menyeleweng untuk kepentingan …