Novel ini mengisahkan perjalanan-perjalanan nasib dua orang gadis kakak-beradik dalam sebuah keluarga Jawa yang terikat pada tradisi lama, lewat tiga jaman: penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, dan jaman kemerdekaan. Sebagaimana karya lainnya yang lahir dari penulis, roman ini ditulis untuk menyampaikan suara hati nurani wanita.
Buku ini menyingkapkan rahasia cinta dan nafsu seorang perempuan pengasuh anak: ia kawin dengan pelaut yang dicintainya, tetapi juga menerima rayuan majikannya. Setelah hamil, ia pun dirundung pertanyaan: siapakah yang dikandung dalam rahimnya, anak si pelaut atau anak sang majikan? Sebuah lukisan gejolak kejiwaan wanita yang digubah secara gamblang namun halus.
Tokoh Jantan melihat perang melahirkan pembelot dan pengkhianat yang membawa kepada kemerdekaan dan kebebasan. Jantan kehilangan kedua orang tuanya dalam perang melawan Belanda, adiknya, dan istrinyanya membelot ke pihak Belanda.
Buku ini berkisah tentang Makruf si tukang sepatu yang bersetting di negeri Mesir. Kisah-kisah padang gurun yang membuahkan banyak kebijaksanaan dapat dipetik untuk pembelajaran bersama.
Roman ini bersetting penjajahan Belanda. Ada beberapa masalah yang hendak diutarakan oleh pengarang, yang kesemuanyabisa dikelompokkan menjadi dua persoalan besar. Masalah cinta dilukiskan sepasang anak muda yang sedang memadu kasih dan mengalami berbagai cobaan serta rintangan, dengan keuletan, ketabahan dan semangat tak putus asa segala rintangan itu dapat diatasi. Masalah perekonomian yang d…
Peperangan yang silih berganti selalu mewarnai sejarah Lombok dan rakyat Sasak. Jika demikian halnya, apakah memang betul rakyat di Lombok disebut Sasak sebab tanah miliknya selalu dijadikan rebutan? Mereka menantikan saatnya untuk merdeka dan lepas dari segala macam kekejaman, penindasan, dan kebencian.
Roman ini mengisahkan sikap hidup seorang wanita Jawa yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat, kebudayaan dan falsafah hidup kejawaan, menghadapai berbagai tantangan dan perubahan zaman, dengan lukisan alam perasaan dan pikiran kejawaan pula. Di dalamnya buku ini disisipkan cerita-cerita pendek dari buku Seribu Kunang-Kunang di Manhattan serta dua cerpen lain yang belum pernah terbit.
Roman ini bersettingkan kehidupan sehari-hari di pedesaan. Dengan membaca buku ini, teman-teman akan bertemu dengan berbagai pendapat warga, kebimbangan dan keraguan, membuka hutan untuk dijadikan lahan produktif, babi hutan yang mengganas menyerang ladang dan membuat rumah yang layak bagi keluarga.
Roman ini berisi kisah yang bersetting di pedesaan. Dengan membaca roman ini, teman-teman akan bertemu dengan masalah-masalah yang biasanya terjadi di desa, seperti masalah air dan pertanian, pertengkaran yang melibatkan adu fisik, silat, dan golok, dan keharmonisan hubungan manusia dengan alam.