Text
Centhini : Kekasih yang Tersembunyi
Sesungguhnya Suluk Tambangraras namaku. Suluk adalah "suara meninggi" dalam pewayangan, tetapi ia juga mengacu pad asemua sastra gaib Jawa kurun Islam. Adapun Tambangraras, ia istri Amongraga, si tokoh utama. Namun orang lebih umum menyebutku Serat Centhini.
Tahun 1814, di Keraton Surakarta, Pangeran Anom Hamengkunegara III memerintahkan ketiga pujangga KEraton agar mereka menyusun Serat Centhini, yang berisi cerita-cerita lama tentang ilmu-ilmu alam dan gaib.
Serat centhini menembangkan kembara amongraga, pangeran muda yang terpaksa kabur meninggalkan Kerajaan Giri, setelah kerajaan islam itu diserbu oleh sultan agung pada abad ke-17. Dalam perjalanan spiritualnya, amongraga bertemu berbagai macam manusia : pedagang keliling, para penambang, penggamel, ledek, banci, sastrawan sufi, pelacur, petapa budha-siwa, pandai besi, dukun, guru kanuragan, kecu, segala orang bebas, pelarian atau paria, yang di luar kekuasaan, menenun serta mengutak-atik jaring khayal syahwat dan roh tanah Jawa.
Elizabeth D. Inandiak menggali dan merangkai kembali mutiara-mutiara yang tersebar dalam serat setebal 4.200 halaman itu. Membiarkan dirinya lenyap di antara gelombang tembang, Elizabeth menghidupkan suara-suara lirih Serat Centhini yang telah aus.
No other version available