Buku ini berisi prosa dan puisi yang dipilih dari karya-karya sastrawan Indonesia sejak kedatangan Jepang tahun 1942 hingga tahun 1948. Sumber-sumber yang digunakan antara lain adalah Panji Pustaka, Jawa Baru, Asia Raya, Kebudayaan Timur, Panca Raya, Pembangunan, Pembaruan, Nusantara, Arena, Seniman, Wartawan, Gelombang Zaman, Siasat, Gema Suasana, dan Mimbar Bahasa.Buku ini terdiri dari 2 jil…
Buku ini berisi sajak-sajak Sutan Takdir Alisjahbana yang berjudul, di Candi Prambanan, Nikmat Nahkoda Menuju Pelabuhan, Seindah Ini, Selalu Hidup, Kepada S, Jangan tanggung jangan kepalang, Pesta di Kebun, Kepada kaum Mistik, Lagu Harapan, Hidup di Dunia Hanya Sekali, Menuju Kebudayaan dan Masyarakat Baru, Manusia Utama, Kalah dan Menang, Buah Karet, Menghadapi Maut, Menuju ke Laut, Angin, Ker…
Buku ini berisi puisi-puisi S. Takdir Alisjahbana dalam bahasa Indonesia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Kumpulan sajak ini telah ditarikan oleh para penari Bali. Para penari yang menarikan puisi ini digambarkan sebagai ilustrasi setiap puisi.
Buku ini berisi kumpulan puisi yang ditulis oleh pujangga lama Sutan Takdir Alisjahbana.
Sajak-sajak yang terkumpul dalam buku ini dikenal sebagai sajak-sajak imajis yang jernih dan hidup sebagai suasana dan pengalaman puitik yang ditampilkan secara hidup pula. Teman-teman akan dibawa ke dalam pengalaman intuitif yang demikian bening.
Buku ini terdiri dari 4 jilid dan memuat puisi Indonesia modern dari tahun 1920-an hingga tahun 1980-an. Dalam jilid 2 ini dimuat puisi para penyair kelahiran 1929-1941, mulai dari Toto Sudarto Bachtiar sampai Yunus Mukri Adi. Para pencita, pengamat, dan peneliti sastra Indonesia-khususnya puisi-pastilah amat membutuhkan buku ini.
Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai cara menikmati puisi, menangkap makna yang tersirat di dalamnya dan akhirnya memahami sebuah puisi. Di dalam buku ini ada puisi Amir Hamzah hingga puisi Dorothea Rosa Herliany. Rima, irama, tema, tipografi, dan versifikasi merupakan unsur-unsur pembangun sebuah puisi.
Buku ini adalah kumpulan puisi 6 penyair. Tema-tema yang dibawa adalah kemanusiaan, tradisi, adat, keluarga, dan cinta.
Buku ini menjadi semacam biografi tubuh yang dimulai dari ulat, kepompong, kupu-kupu, anak, hingga rahib dan jejak. Deretan sajak itu tampak seperti sebuah metamorfosis tubuh. Penyair mencoba memendam Bali, mencangkul masa lalu, membenturkan tradisi, meringkus pengalaman hidup, dan dengan tanpa sungkan menggasak tubuhnya sendiri dalam sebuah ars poetica.
Buku ini terdiri dari catatan dari buku harian di Leiden, Paris, dan Leeuwarden. Bagian kedua adalah sajak-sajak lain yang tidak ditulisnya sebagai buku catatan harian yang bertema kematian dan kehidupan serta budaya dan perantauan.