Buku ini berisi gambaran mengenai desa-desa dalam perubahan zaman tahun 1830 sampai dengan 1980. Buku ini menghadirkan dinamika masyarakat pedesaan berhadapan dengan struktur sosial, kolonialisme, hingga modernism. Buku ini sangat bagus untuk menjadi penghantar teman-teman yang ingin meneliti kehidupan masyarakat agraris teristimewa masayarakat di pedesaan.
Buku ini memberikan gambaran profil masyarakat pedesaan masa kini, dengan berdasarkan pada hasil survai selama 25 tahun di 25 desa di Jawa. Buku ini amat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mencermati pembangunan di pedesaan, pengambilan keputusan di pedesaan, kelola agrobisnis, dan terutama yang hendak mempersiapkan diri untuk live in di pedesaan.
Buku ini diperuntukkan bagi pecinta dan mereka yang ingin memahami seluk beluk kesenian musik tradisional masyarakat suku bangsa jawa, yang lebih dikenal sebagai musik karawitan.rnBuku ini akan mengantarkan pembaca memahami secara lebih mudah berbagai hal yang berhubungan dengan filosofi, pagelaran, pathet, ricikan gamelan, jenis gending, struktur gending, teori pengembangan gending, pola perma…
Cerita tentang seorang putri Mangkunagaran yang menentang praktik poligami sekaligus pemberi inspirasi pada dunia kecantikan dan mode. Putri solo yang rela meninggalkan kenyamanan hidup di dalam iastana demi cinta. Di masa mudanya, kecantikannya pernah menggetarkan hati banyak laki-laki terhormat, termasuk Bung Karno, Sutan Sjahrir, dan Sultan Hamengku Buwono IX.
Buku ini ditulis dalam bahasa Jawa. Buku ini berkisah tentang Putri Messalina, salah satu Permaisuri negeri Ngerum.
Buku ini berbahasa Jawa. Kisah ini pernah ditulis sebagai cerita bersambun di koran mingguan Panyebar Semangat antara tahun 1953-an. Buku ini dapat digunakan sebagai pembanding bahasa Jawa pada tahun 1953-an dengan bahasa Jawa pada zaman sekarang.
Buku ini meceritakan kembali kisah sejarah Jawa mulai dari Prabu Watugunung, Siyung Wanara, Jaka Tarub, Jaka Tingkir, Arya Panangsang, Mataram, Madeg Ratu, hingga Panembahan Senapati.
Buku ini berbahasa Jawa dan merupakan lanjutan dari jilid I. Isinya antara lain berkisah tentang Sultan Agung, Ngrangsang Beteng, Telik Sandi, Mengku Medura lan Surabaya, Ngepung beteng Walada, Kelu, Wiwit Kisruh, Trunajaya, Lolos, Padha Madeg Ratu, Adipati Martalaya Mrina, Bohonya Kompeni, Trunajaya terbujuk, Kartasura, Crah, Bedhamen, mBradhat, Nyuwita ke Kartasura, Ditantang Perang, Tumenggu…
Centini merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusastraan Jawa Baru. Centini mulai digubah pada tahun 1820, oleh tiga orang pujangga istana Surakarta, ialah Raden Ngabei Ranggasutrasna, Raden Ngabei Yasadipura II, Raden Ngabei Sastradipura, dan dipimpin langsung oleh Pangeran Adipati Anom, yang kemudian bertahta sebagai Pakubuana V. Centini terdiri dari 12 jilid, tebalnya sekitar 6.…
Kakawin Sutasoma adalah salah satu ekspresi kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa, yang berasal dari awal abad ke-14, yaitu zaman Majapahit, yang merupakan puncak kemegahan Kerajaan Jawa lama sebelum mulainya zaman kolonial. Kakawin Sutasoma bukan sekadar riwayat panjang. Di samping unsur narasi dan keindahan, juga ada unsur filsafat khas Indonesia, di mana menurut ajaran sang pengarang, Mpu T…