Buku ini berisi kumpulan cerpen. Bahasa yang digunakan dalam cerpen-cerpen ini lancar dan menarik dengan gaya yang khas. Dalam kedua belas cerpen ini terdapat cerita tentang manusia dan masalahnya yang universal dan abadi. Cerita korban-korban yang ditulis tahun 1961, menyentuh hati saat dibaca kembali saat ini.
Tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen ini mengajak teman-teman untuk berpikir kreatif dan sekaligus menyandarkan akan nilai kemanusiaan. Mereka tidak hanya mempertanyakan diri sendiri tetapi juga mempertanyakan hal-hal di luar dirinya.
Buku ini berisi kisah perjalanan hidup seorang anak yang dilahirkan oleh keluarga yang kaya raya tetapi sejak lahir dijadikan anak angkat seorang petani miskin.Petani Barberin membesarkan anak itu dengan mendapat tebusan uang yang berlimpah dari orang tua anak itu. Sayangnya, petani itu keburu meninggal di Paris sebelum mempertemukannya dengan orang tua yang sebenarnya.
Buku ini berisi tentang Bunda Maria, perjalanan hidup-Nya serta pemaparan kekayaan Mariologi dan renungan teologis-biblis-praktis.
Buku ini ingin mengajak setiap murid Kristus untuk belajar menangkap dan mengalami perjalanan hidup bersama Tuhan sendiri di tengah pergulatan hidup sehari-hari.
Buku ini ingin menunjukkan jalan pengabdian dan pelayanan yang rendah hati, tulus dan murah hati sebagai wujud kasih yang mengalir dari pengalamannya dengan Tuhan.
Buku ini mengundang kita untuk merenungkan jalan Tuhan menjumpai kita dalam hidup sehari-hari yang konkret.Banyak bentuk kehadiran Tuhan yang bangkit dalm menjumpai kita, akan tetapi dalam Ekaisti yang dilanjutkan dengan adorasi, bentuk perjumpaan dengan Tuhan terjadi secara amat istimewa dan khusus
Buku ini berisi kisah hidup seorang penari Ronggeng yang melawan tradisi bahwa seorang Ronggeng tidak boleh mengikatkan diri pada seorang lelaki. Hati sang penari tersebut hancur lebur ketika perjaka yang dikasihinya pergi meninggalkannya. Pemberontakan jiwa sang penari tersebut menjadi penentu dalam pertumbuhan kepribadiannya. Dia tegar dan berani melangkahi ketentuan-ketentuan yang telah lama…
Buku ini berisi adalah lanjutan dari buku pertama lintang kemukus dini hari. Pada buku ini dikisahkan bahwa sang penari ketika masuk penjara karena status ronggeng yang diembannya. Kemampuan nuraninya sendiri mengajarkannya bahwa menjadi perempuan milik umum tidak lebih berharga daripada menjadi perempuan rumah tangga. Hingga akhirnya perjaka yang pernah meninggalkannya kembali untuk menyelamat…
Buku ini membahas permasalahan keluarga serta penyelesaiannya sesuai dengan ajaran injil.