Bulan memucat membayangi kota, mengepung di pemukiman kali yang kecoklatan, kumuh dan berbau anyir. "Tidakkah kau ingat, sungai ini pernah meluap, menelan kota dan merobohkan rumah-rumah kita, lantas anak lelakimu pun terhanyut." "Cuma untuk omong semacam itukah sampean datang kemari?" desaknya menggugat. "Terlampau pedih aku mengalaminya. Tiap kali aku keluyuran malam-malam di sini, aku sela…
Buku ini berisi 16 cerpen yang merekam konflik orang padang yang memeluk tradisional di tengah modernisasi segenap kebudayaan yang ditawarkannya. Sebagai anak lelaki suku Minangkabau, Harris Effendi Thahar - pengarang buku kumpulan cerpen ini - tahu betul watak dan tabiat orang Minang, termasuk para perantaunya. Katanya, 'Betapapun kere-nya seorang lelaki Minang di rantau, ia senantiasa beru…
Buku ini berisi cerpen-cerpen Martin Aleida yang berjudul Malam Kelabu, Leontin Dewangga, Ode untuk Selembar KTP, Satu Ketika dua Pensiunan, Kalau Boleh Engkau Kusembah, Perempuan di Depan Kaca, Keteguhan Namamu, Bimbi, Aku Sepercik Air, Jangan Kembali Lagi, Juli, Tak ada Jumat, Tak ada Fisika, Kembalilah ke Harmonikamu, Elegi untuk Anwar Saeedy, Jakarta 3030, Kunang-Kunang Pelukis Kita, Ratapa…
Buku ini berisi cerpen dan novelet yang ditulis oleh pemimpin kelompok Teater KOMA dan sekaligus dramawan yang produktif menuliskan naskah-naskah drama. Cerpen-cerpen ini pula yang menjadi jendela untuk melihat sosoknya dan biografinya. "Seorang pemimpin redaksi majalah gaya hidup, kini sudah pensiun, tercenung di kamarnya pada suatu malam yang basah. Dia ingin membuka kisah yang terjadi sek…
Sori Siregar adalah seorang pencerita yang lurus. Karya-karyanya dibalut dengan bahasa dan struktur yang sederhana, hingga mudah diikuti. Ia tidak bertendensi menjadikan cerpen sebagai medium untuk mengemukakan pendapat. Sori selalu membiarkan tokoh-tokohnya menyelesaikan konfliknya sendiri, sampai akhirnya kita mengerti tentang sesuatu yang hakiki. Cerpen-cerpen yang terkumpul dalam Sang Ak…
Buku ini berisi cerpen-cerpen dari para penulis ternama seperti Danarto, Seno Gumira, AA Navis, Kuntowijoyo, Abel Tasman, dan beberapa penulis cerpen lainnya. Cerpen-cerpen ini bertema sosial yang menarik karena muncul dan diterbitkan kembali ketika cerpen-cerpen bertema sosial mulai menghilang dan kurang diminati.
Dua Tengkorak Kepala karya Motinggo Busye, cerpen terbaik Anjing! karya Herlino Soleman Santan Durian karya Hamsad Rangkuti Lebaran ini, Saya Harus Pulang karya Umar Kayam Usaha Beras Jrangking karya Prasetyo Hadi Darmon karya Harris Effendi Thahar Salma yang Terkasih karya Ratna Indraswari Ibrahim Mawar, Mawar karya Yanusa Nugroho Metropolitan Sakai karya Abel Tasman Seusai Revolusi k…
Kupikir, mestinya aku masuk bui saja. Biar berkawan dengan rekan-rekan yang disebut para bajingan. Dilingkar tembok tebal dan tinggi. Sunyi dari muka-muka senyum palsu. Sebenarnya jalan ke sana sudah ada. Tapi mereka menghalang-halangiku sehingga penjara seolah-olah haram bagi orang semacam aku. Terus terang, aku koruptor. Aku manipulator, aku menyalahgunakan jabatanku untuk semua yang konyol i…
Buku ini berisi 12 cerita pendek buah karya Sobron Aidit adik kandung dari D N Aidit ketua PKI yang dibunuh oleh anggota TNI AD. Setelah peristiwa pembunuhan massal yang mengikuti peristiwa lubang buaya, Sobron Aidit tidak pernah kembali ke Indonesia. Cerpen-cerpen ini menyimpan banyak kenangan mengenai masa-masa revolusi Indonesia.
Buku ini berisi kumpulan cerita pendek yang ditulis Umar Kayam yang mengangkat realisme kulturan hingga realisme magis. Berbeda dengan realisme borjuis yang cenderung mendekati kehidupan secara psikologis dan realime sosialis secara sosiologis-politis, realisem Umar Kayam mendekati hal tersebut secara Antropologis yang menjadi sumbangan Umar Kayam dalam sejarah sastra Indonesia.