Text
Kering
Seorang mahasiswa berotak cemerlang, atas kehendaknya sendiri meninggalkan bangku kuliah. Ia tidak puas dengan sistem dan materi pendidikan yang diterimanya. Pergi bertransmigrasi, juga atas kemauannya sendiri.rnrnKemarau yang sangat panjang mendatangkan kesengsaraan bagi seluruh penduduk. Rumput-rumput merunduk layu, satu persatu mata air kering. Satu demi satu enduduk meninggalkan desa pemukiman yang hampir mati itu. Satu-satunya yang masih tinggal hanya Tokoh kita. Dengan gigih dilaksanakan pendiriannya: tak mau meninggalkan desanya. Siap menanggung semua resiko. Namun akhirnya ia kalah juga dan terlempar ke kehidupan kota.rnSeorang teman dekat Tokoh kita semasa di permukiman dulu, berhasil menimbun harta sedemikian banyak. Ia mati tertembak. Seluruh hartanya diwariskan kepada tokoh kita. Tokoh kita memanfaatkan harta warisan itu untuk membangun satu kota transmigrasi. rnMelalui dramatasisasi keadaan kemarau yang berkepanjangan, penulis berusaha membangun suasana bumi yang kering kerontang. Melontarkan kritik kepada pihak-pihak yang mengeksploitasi tenaga nuklir untuk tujuan perang, di mana percobaan-percobaannya telah menyebabkan musim menjadi tidak beraturan; kepada masyarakat yang hidup di kota-kota yang telah tergoda melakukan berbagai kelicikan dalam usaha menumpuk harta duniawi.
No other version available