Text
Burung-Burung Manyar
Burung-burung Manyar berkisah tentang seorang pemuda terpelajar yang menjadi ahli Komputer di sebuah perusahaan milik Amerika dan hidup di sebuah keluarga perwira KNIL. Yang menarik dari novel ini adalah kisah yang berkembang di dalam setting awal kemerdekaan Indonesia. Dengan membaca buku ini, teman-teman akan melihat bagaimana kelas sosial terbentuk dengan segala akibatnya dalam pembentukan negara Indonesia.
Pengarang cerita ini memperlihatkan pengetahuan dan pengalaman yang banyak serta pengetahuan tentang manusia yang mendalam. Nadanya di sana-sini jumoris, kadang tajam mengiris. Ia menganalisa diri dan mengejek diri tak tanggung-tanggung, suatu tanda kedewasaan jiwa. Bahasanya segar dan gurih, ngelotok, kontemporer. Isinya penuh pengalaman dahsyat, keras dan kasar, tapi juga romantik penuh kelembutan dan kemesraan. - H.B. Jassin.
Y.B. Mangunwijaya dengan novelnya, Burung-Burung Manyar mencoba melihat revolusi Indonesia dari segi yang objektif, bahkan agak cenderung melihatnya dari segi Belanda, dengan memasang protagonis orang Indonesia yang anti Republik. Nilai buku ini terutama terletak pada keberanian pengarang untuk mengisahkan konflik jiwa, seorang anti republik masa revolusi, segi informasinya tentang kehidupan tentara KNIL, dan gaya humor pengarang yang kadang-kadang terselip ejekan yang penuh kejutan.
- Jacob Soemardjo.
Dengan bahasa yang khas "mangunwijayaan", kata-kata majemuk berkadar tinggi untuk menampilkan sebanyak mungkin makna; lucu dan sarat sindiran, novel ini mengungkap kepalsuan sekaligus "jatidiri dan acitra pengungkapan kepalsuan sekaligus "jatidiri dan citra pengungkapan" manusia. Lalu novel ini menutup diri dengan kesimpulan yang kaya makna, yang tak layak dikemukakan lain daripada apa yang tertulis pada bukunya,
- Parakitri , harian Kompas.
Karya sastra yang besar selalu menghimbau angan-angan kita untuk bergerak dengan leluasa di dalam ruang jagatnya. Untuk menemukan makna bagi kehidupan kita sendiri. Burung-Burung Manyar telah sanggup memberikan makna itu.
- Subagio Sastrowardoyo, Tempo.
Banyak hal yang menjadikan buku ini menarik. Bukan saja gaya bercerita Y.B. Mangunwijaya yang khas, bahasanya yang hidp dan mampu membawa pembaca ke alam pikiran sang tokoh. Juga bukan lembaran sejarah yang dibuka kembali, dengan titik pandang yang hingga kini jarang ditemukan dalam sastra Indonesia ......
-Mariane Katoppo, Sinar Harapan.
Selain kaya dan dalam, dipandang dari sudut pusat pengisahan, roman ini menarik. Cara menghadirkan tokoh pun diperhitungkan dengan cermat.
- Th. Sri Rahayu Prihatni, Universitas Diponegoro.
No other version available