Text
Manusia di Hadapan Allah 3: Kosmos Manusia Dan Allah
Buku ini adalah teman untuk membaca dua jilid sebelumya yakni manusia di hadapan Allah 1 dan 2. Di bagian terakhir buku ini terdapat kamus istilah yang akan menjelaskan istilah-istilah sulit yang ditemui sepanjang membaca dua jilid sebelumnya.
"Karena Allah bersifat transenden, manusia tidak boleh berbicara secara objektif dan nyata tentang-Nya." Benarkah itu? Antropommmmorfisme atau agnostisisme? - "Di depan Sang Pencipta, yang mahakuasa dan mahatahu, yang menentukan semua, manusia tidak bebas." Setujukah Anda? Apakah jawaban klasik memuaskan? - "Menurut teisme, alam semesta, termasuk manusia, bersifat sama sekali kontingen, dan karena itu, hanya Allah yang mempunyai suatu nilai otentik. Jadi, panteismelah yang benar, untuk memberikan kembali kepada dunia nilainya." Di mana kebenaran? - "Adanya kejahatan dan penderitaan merupakan sebab utama keragu-raguan iman dan pemberontakan melawan Allah." Apakah Anda terkejut mendengar pernyataan ini?
Untuk mendekati dan mempelajari secara terus terang masalah-masalah sebesari itu, dan lain-lain yang bersangkutan, yang menghantui pikiran dan hati manusia sejak puluhan abad, - maka buk dengan judul Kosmos, Manusia dan Allah ini, membagi-bagi seluruh bahannya menurut pengalaman manusiawi sebagai berikut:
- Pengalaman tentang sebuah bahasa terbatas yang ingin berbicara secara positif mengenai 'Ada yang tak-terbatas.'
- Pengalaman tentang transendensi Allah sebagai sumber semua 'ada' yang dipelajari oleh faham kreasionisme.
- Pengalaman tentang imarensi 'Ada yang tak terbatas, dipertahankan secara radikal oleh panteisme.
No other version available