Text
Dan Kematian Makin Akrab
Buku ini berisi puisi-puisi Subagio yang ditulis sejak tahun 1957, 1970, 1975, 1982, 1989, dan 1990-1n. Sajak-sajak yang mempengaruhi penyair Wiji Thukul dapat teman-teman temukan di sini. Bacaannya yang luas tercermin dalam kritik dan sajak-sajaknya yang menarik dan menggelitik setiap orang untuk peka terhadap keadaan sosial maupun kedirian dan keadaan alam semesta.
Subagio Sastrowardoyo adalah seorang penyair terkemuka Indonesia. Sajaknya dan kumpulan sajaknya beberapa kali mendapat penghargaan. Tahun 1966/1967 sajaknya yang berjudul "Dan Kematian Makin Akrab" merupakan pemenang hadiah majalah Horison. Tahun 1971 Subagio menerima Anugerah Seni untuk kumpulan sajaknya Daerah Perbatasan (1970). Tahun 1991 Subagio menerima Hadiah Sastra ASEAN untuk kumpulan sajaknya Simfoni Dua (1990).
Sajak-sajak yang dihimpun dalam Dan Kematian Makin Akrab ini merupakan 100 pilihan sajak Subagio dalam rentang waktu 30 tahun lebih (1957-1991). Sajak-sajak itu dipilihi dari kumpulan sajak Simphoni, Daerah Perbatasan, Keroncong Motinggo, Hari dan Hara, dan Simpfoni Dua.
Dalam buku Sastra Indonesia Modern I/ (1989), Prof. Dr. A. Teeuw mengatakan, "Subagio adalah cendekiawan yang bacaannya sangat luas, seperti tercermin dalam sajak-sajaknya dan juga dari tulisan-tulisan kritiknya." Ditambahkan oleh Prof. Teeuw, "Di antara semua penyair Indonesia modern memang dialah yang paling menarik bagi saya."
No other version available