Kereta kuda yang dikusiri Sumantri memboyong Dewi Citrawati, calon permaisuri Bosnya, ke Negeri Maespati. Konon, jalan ke Maespati memang suka tak terduga. Di tengah jalan, Sumantri melihat mawar jatuh. Hatinya kasmaran. Siapa yang peduli mawar itu berwarna hitam atau merah, begitu pula jika putih...., kecuali perasaanya tidak bekerja. Dan seperti umumnya orang yang kasmaran, Sumantri buta jala…
Gathak dan Gathuk kelimpungan. Tanah Air mereka, Giri, telah tumpas diganyang Mataram. Bahkan junjungan mereka pun, Raden Jayengresmi—keturunan Sunan Giri Perapen—pergi entah ke mana.rn rnGathak dan Gathuk galau. Mereka tak tahu harus mulai mencari dari mana. Tiba-tiba, Petruk terbang di atas sekerat tempe dan tahu untuk memberi petunjuk. Mereka harus berjalan ke barat. Perjalanan mereka ru…
Sinta berubah. Namanya jadi Janaki. Janaki pun berubah. Namanya jadi Waidehi. Tapi, Rahwana tetap mencintainya. Rahwana tetapmenjunjungnya, menyembahnya.rnrnTerhadap titisan Dewi Widowati itu ia tak menyembah nama. Rahwana menyembah Zat melalui caranya sendiri. Persembahannya secara agama cinta ….rnrnHmmm ….rnUhmmm …rnrnSebuah nama yang ada bukan karena dinamai. Sebuah nama yang ada juga …
Dengan rating dewasa, buku ini mampu menceritakan kisah pewayangan dengan gaya yang berbeda. Hampir semua chapter berisi surat-surat yang dikirimkan oleh Rahwana untuk wanita pujaannya Dewi Sinta. Penggambaran tokoh wayang yang dibuat modern dan up to date membuat jalan ceritanya terasa unik, dengan latar Pulau Bali, Singapura sampai kota Dubai. Selamat membaca
Yang menulis di uku ini belum tentu saya, sebab Rahwana tak mati-mati. Gunung kembar Sondara-Sondari yang mengimpit Rahwana cuma mematikan tubuhnya semata. Jiwa RAhwana terus hidup. Hidupnya menjadi gelembung-gelembung alias jisim. Siapapun bisa dihinggapi gelembung itu, tak terkecuali saya.rnrnYang menulis di buku ini barangkali gelembung-gelembung itu, jisim Rahwana kepadaku. Yang menyampaika…