Buku ini menceritakan 5 tokoh yang dianggap sebagai sufi oleh Anand Krishna. Tokoh tersebut adalah Gus Dur, Fransiskus Asisi, Cak Nun, Baba Nanak, dan Mohamad Sobary.
Buku ini memaparkan Jangka Jayabaya sebagai ajakan untuk mentransformasikan diri, mengalahkan ketakutan. Lebih dari sekadar ramalan, naskah kuno ini memaparkan tuntutan waktu supaya kita hidup dalam kekinian, dengan penuh semangat, dan berkarya tanpa rasa takut.
Buku kecil ini adalah kado besar bagi mereka yang mencari apa arti hidup penuh.
Buku ini menyajikan salah satu interpretasi makna dari karya besar Kidung Agung yang amat mendalam, multi level dan multi dimensi. Melalui renungan-renungan tentang Kidung Agung tersebut, Anand Krishna mencoba membuka sudut-sudut hati manusia.
Buku ini menyajikan renungan-renungan mengenai ketidaksadaran, kasih, tertawa, dan kesadaran yang di sampaikan melalui dua tokoh Shah Abdul Latif dan Mulla Nasruddin.
Bhagavad Gita adalah kisah ksatria yang bimbang di dalam epic Mahabarata. Kisah Arjuna itu mengandung makna hidup dan kematian, karya dan kewajiban, yang secara pelan disingkapkan oleh sang guru sejati; Krisna. Anand Krishna mencoba membuat jembatan anatara Kurukshetra dengan arena perjuangan hidup jaman sekarang di mana orang menggapai pencerahan mengenai misteri hidup dan meraih kesempurnaan.
Buku ini adalah renungan Anand Krishna atas kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Dalam buku ini pembaca dapat menemui butir-butir pemikiran Mpu Tantular yang dikaitkan dengan terjadinya sejumlah peristiwa di Indonesia.
Buku ini memaparkan renungan-renungan Anand Krishna tentang krisis kesadaran seraya mengangkat tinggi-tinggi pesan Ranggawasita bahwa betapapun nikmatnya hidup orang yang ikut-ikutan edan, masih lebih beruntung mereka yang tetap waras.
Dalam buku ini terdapat 10 gambar klasik yang biasa dipakai untuk meditasi Zen. Renungan-renungan Anand Krishna mengenai Zen dalam buku ini hanya penghantar bagi pembaca.
Melalui buku kecil ini Anand Krishma mengajak pembaca kembali pada kodrat dasar manusia yang mulai luntur dan sudah hilang. Dengan membaca buku ini, pembaca akan dibawa pada pemahaman akan mukjizat pengertian, mukjizat pemaafan dan terapi keceriaan.