Tak ada yang tahu bagaimana cara kenangan bekerja. Ia bebas keluar-masuk ingatan seenaknya sendiri.rnLalu tiba-tiba sosoknya datang penuh kejutan. Menghampiri dan menawari cinta itu hadir kembali. Bersamamu seperti menikmati sepotong strawberry. Meledak-ledak, manis, masam, dan tak terduga. Tapi keraguan selalu muncul, sekalipun lima tahun sudah terlewat. Hingga kau bertanya, beranikah aku meni…
Absurditas dari berbagai kejadian malam itu menyadarkan Darius betapa mustahil untuk tetap menjaga jarak. Kekuatan alam punya cara untuk melemparkan seseorang ke dalam pusaran berbagai kejadian yang tak mungkin dia elakkan. Ia sama sekali tak bisa memilih. Pilihan itu dipaksanakan kepadanya. Ia tak punya pilihan lain kecuali menerima. Sesaat ia merasa dirinya seperti penerima takdir yang serba …
Lidah api berkobar-kobar, membakar. Seluruh hasil karyaku jadi kertas arang yang menghitam. Jadi sampah. Sastra, kesenian, dan kebudayaan, mungkin hanya sampah di depan kekuasaan politik. Angin meniup sampah-sampah itu, menerbangkannya ke udara. Sebagian abu kertas jatuh di halaman depan Istana Merdeka. Gedung yang dibangun pada zaman pemerintahan kolonial Belanda itu, dingin dan kukuh. Beku. S…
Tapi jejak ayah kemudian kami temukan. Hal itu terjadi berkat popularitas Nina Karnina, adikku. Aku berbeda dengan Nina. Aku selalu berusaha menyembunyikan lakon keluarga, sedang Nina tak punya beban masa lalu. Dia tak pernah malu mengaku sebagai puteri seorang tahanan politik. Dia tetap yakin, Ayah hanya kena fitnah dan berharap keadilan segera tiba. Lakon Ayah, harus segera kukisahkan.....…
Cermin Merah, potret pecah kepribadian Nano Riantiarno. berbeda dengan dramanya yang kerap menghadirkan batas tipis antara duka dan gembira, marah dan cinta, atau hujatan dan pujian. Dalam novelnya ini, Nano terkesan sengaja menyumbat semuanya. maka, yang muncul kemudian adalah kemarahan yang tak terucapkan, percintaan yang menyimpang, pencarian yang tak selesai, dan serangkaian kegamangan.
Bagi teman-taman yang terlahir pada tahun 1990-an ke atas mungkin tak pernah membayangkan seperti apakah kehidupan yang pernah dialami oleh anak-anak yang terlahir pada tahun 1970-an dan 1980-an. Main di sawah, bermain sepak bola di bulak bukan di lapangan futsal, mengumpulkan kayu untuk di jual, berangkat ke sekolah naik oplet, dan hidup yang tanpa cell phone dan internet. Buku ini dapat menja…
Ini bukan lagi dunia yang kita kenal. Abad-abad telah berlalu, kota-kota kini melayang, digerakkan oleh mesin-mesin canggih, saling memakan satu sama lain agar bisa terus beroperasi. Negeri Luar, hamparan daratan yang tidak ditempati, adalah tempat berbahaya yang mengancam nyawa. London pun tengah berburu. Menyantap kota kecil dan kabur dari kota-kota pemangsa yang lebih besar. Dan, dalam ke…
Ketika ia mendengar Norwegian wood karya beatles, toru watanabe terkenang akan naoko, gadis cinta pertamanya, yang kebetulan juga kekasih mendiang sahabat karibnya, kizuki. Serta merta ia merasa terlempar ke masa-masa kuliah di tokyo, hampir 20 tahun silam, terhanyut dalam dunia pertemanan yang serba pelik, seks bebas, nafsu-nafsi, dan rasa hampa-hingga ke masa seorang gadis badung, midori, me…
Secara umum, novel ini berbeda dari biasanya. Alfian mencoba menggabungkan kisah cinta dengan kisah supranatural yang cenderung mistis bahkan klenik. Sayangnya, ramuan dan cara penyajiannya kurang sempurna. Unsur supranatural yang disajikannya lebih banyak daripada unsur kisah cintanya, bahkan cenderung melantur dan tidak masuk akal. Tokoh-tokoh yang dihadirkan terlalu sempurna secara kelas sos…
Mahasati, novel perdana Qaris Tajudin, jurnalis sebuah koran berita nasional, adalah perpaduan kisah cinta yang tulus dan lekat; perjalanan untuk melupakan dan menemukan; pengembaraan tanpa peta dan rencana; gelora dan semangat pergerakan kaum muda; dan pencarian jati diri lewat pergolakan batin yang kaya. Dituturkan dengan cerdas, puitis, berani dan tanpa mengiba oleh seorang lelaki tahanan da…