Tak cukupkah menjadi orang Bali hanya daengan merasa diri Bali? Bisakah menjadi orang Bali hanya dengan mengatakan bahwa aku ini Bali? Apakah aku berhenti menjadi orang Bali, ketika orang mencapku bukan Bali? Jadi, Bali adalah sebuah cap? Kalau sudah berhasil kena cap, lalu akan melekat, apa pun yang dilakukan, apa pun yang dipikirkan? Atau , Bali itu sebuah ideologi? Sikap mental? Sikap jiwa? …
Buku ini membuat 16 cerpen yang ditulis di Tokyo pada tahun 1997-2000. Walaupun suasana dan nuansa Jepang amat kental digambarkan dalam setting maupun latarnya, tetapi masalah yang daiangkat adalah masalah-masalah manusia Indonesia. Persinggungan dan pertemuan dua kebudayaan selalu menarik diamati. di dalamnya selalu muncul perbandingan dan sekaligus perenungan mengenai kedua kebudayaan itu.…
Kemana hamparan sawah, pohon karet yang tinggi langsing berjajar rapi, dan juga pohon-pohon rindang lainnya? Semua terbabat habis, kemana mereka? Kicau burung sudah tidak seramai dulu lagi. Sungai yang dulu mendendangkan gemericik alam yang bening, kehilangan auranya, keruh, pekat! Semua menghilang bersama derai tawaku semasa kecil. Tak ada lagi keindahan seperti ketika aku dan adikku berlari k…
Buku ini memuat seluruh cerpen Seno Gumira Ajidarma yang pernah dimuat Harian Kompas antara 1978-2013. Inilah 85 cerpen yang dalam 35 tahun secara kronologis menjelajahi berbagai tema dalam beragam cara, yang selain bisa dibaca sebagai hiburan, berpeluang diperiksa dalam konteks sosial historis zamannya. Dalam penerbitan kali ini, sejumlah cerpen ditulis ulang, sehingga bisa juga dibaca sebagai…
Buku ini berisi kumpulan cerita pendek karangan Jujur Prananto, Ahmad Tohari, Hudri Hamdi, Umar Kayam, Ratna Indraswari Ibrahim, Putu Wijaya, Santyarini, BM Syamsuddin, Abrar Yusra, Harris Effendi Tharar, Agus Vrisaba, Yanusa Nugroho, dan Edi Haryono. Cerpen-cerpen ini berusaha mengangkat realisme yang tampil di dalam cerita atau melatar belakanginya. Para pengarang, masin-masing, memang tel…
Cerpen adalah sebagian jawaban dari para pengarang untuk tetap kritis dalam menyikapi setiap realitas di sekitar hidup kita. Realitas politik, yang telah menjadi isu utama selama bertahun-tahun di negeri ini, senantiasa bias kepentingan. Apalagi kemudian ditumpangi olehkeinginan untuk berkuasa, ia akan menjadi semakin "serakah: dan "menghalalkan" segala cara. Cerpen-cerpen dalam buku ini, te…
Sastra koran, bagi pengelola media, bisa menjadi sarana untuk menyuarakan berbagai masalah, semisal menyangkut tokoh masyarakat, kasus di dalam lembaga agama, perilaku tokoh agama, konflik kesukuan, kerumitan di dalam suku-suku tertentu, dan korupsi. Sastra melakukan tugasnya tanpa terbentur kendala-kendala prosedural jurnalisme. Tulisan sastrawan ini kadang bikin kecut, bikin sedikit mules, te…
Barangkali banyak yang terkejut, atau sama sekali tidak menyangka, bahwa W.S. Rendra juga pernah menulis cerpen. Wajar saja, karena ia memang lebih dikenal sebagai seorang penyair atau aktor panggung. Padahal, cerpen-cerpennya tak kalah bagus dari syair-syairnya yang penuh daya pukau.rnrnRendra rajin menulis cerpen ketika ia masih muda, sehingga tak heran bila cerpen-cerpennya terasa begitu seg…
Rumah Bambu adalah kumpulan cerpen Romo Mangun yang pertama dan terakhir. Sebagian besar cerpen-cerpen ini ditemukan di rumah penulis, di Kuwera, Yogyakarta dalam keadaan penuh koreksi dan sulit dibaca. Dari duapuluh cerpen yang ada dalam buku ini, hanya tiga yang pernah dipublikasikan. Hampir semua tema cerita buku ini adalah peristiwa-peristiwa sederhana, sepele, dan mungkin remeh. Buku ini m…
Buku ini menyuguhkan kisah-kisah menarik dalam seuntai cerita dan juga proses lahirnya cerpen-cerpen ini. Kredo penulis adalah Misteri Penciptaan akan datang di saat kita mencipta." Dalam kredo itulah sang penulis bertutur dengan lincah