Buku ini menyudutkan nilai-nilai yang tumbuh dari nurani. Maksudnya membangkitkan paradoks-paradoks melalui pembelahan jiwa manusia sehingga gugatan demi gugatan atas kedzaliman sampailah pada puncak mengerikan, bahkan, sederet sajak dengan estetikanya pun harus dihadapkan pada ketakberdayaannya.
Buku kumpulan sajak ini mengungkapkan konflik batin seorang Muslim sebagai manusia biasa bukan tokoh di mimbar. Tentu saja mengangkat tema keagamaan; keresahan manusia yang tak habis-habisnya mempertanyakan dan mencoba menegaskan kedudukan dan perannya di dunia dalam kaitannya dengan kapastian kuasa Tuhan yang tidak perlu dipertanyakan dan ditegas-tegaskan lagi.
Bagian pertama buku ini berisi 14 penyair Indonesia dan penyairnya yang ditampilkan dalam bahasa Indonesia maupun dalam terjemahan bahasa Belandanya. Bagian kedua buku ini berisi puisi-puisi dari 5 penyair belanda yang ditampilkan dalam bahasa Belanda dan terjemahan bahasa Indonesianya.
Buku ini berisi puisi-puisi jawa atau disebut juga geguritan. Bagi teman-teman yang ingin nge-rap jawa, buku ini dapat menjadi referensi bahan rap yang bagus karena tidak hanya asik secara aliterasi dan tata bunyinya tetapi juga mengajarkan budi pekerti dan keutamaan-keutamaan yang biasa disebut Njawani. Piye dhab? gek disilih tur diwaos wae buku ini. Mung siji-sijine je."
Buku ini berisi puisi sebagai hasil proses perenungan yang dilakukan berulang-ulang. Proses transformasi fenomena atau kenyataan yang menjadi inspirasi puisi-puisinya.Rima dibentuk untuk melanjutkan tradisi pantun bagai sebuah nyanyian.
Buku ini berisi 75 syair Omar Khayyam yang terkenal dengan nama Rubaiyat. 75 puisi empat baris tersebut dilengkapi dengan tafsir yang akan memperkaya perenungan dan wawasan teman-teman tentang makna kebijaksanaan hidup.
Buku ini merupakan usaha menangkap sabda Allah yang menggema dalam peristiwa-peristiwa selama pendidikan dan pembentukan diri ke arah Imamat (1977-1988). Pengalaman dalam pergulatan menanggapi panggilan hidup itulah yang terungkapkan dalam puisi-puisi dalam buku ini.
Buku ini adalah kumpulan puisi dan buah renungan Kahlil Gibran yang mengungkapkan kehidupan dan pribadi yang mengagungkan takdir. Dalam alunan irama puisi dan lirik prosa, ia merasakan sukacita dan dukacita sebagai sesuatu yang suci dan murni sehingga hubungan antara manusia sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai pencipta tampak lurus dan jelas yang memperkaya batin manusia secara universal.
Buku ini berisi puisi-puisi Sitor Situmorang yang terbagi dalam 4 bagian. Bagian pertama adalah Angin Danau berisi puisi-puisi yang berjudul Urat Bona Pasongit, Danau Toba, Danau Leluhur, Topografi Danau Toba, Di Hutan Lintong, Tamasya Danau Toba, Kristus di Danau, Bianglala Siguragura,Pelangi Sore Hari di Siguragura Asahan, Kosmologi mutakhir, Upacara di Rumah Adat, Balige, Tuktuk Siadong-Tom…
Dalam Sajak merupakan sajak yang gayanya lincah dan merdu. Selain memberi udara baru bagi iklim dunia persajakan Indonesia pada saat itu, juga berpengaruh banyak kepada para penyair muda. Di dalamnya terasa nada dan bentuk puisi lama, bukan klise melainkan penuh variasi baru yang segar mengasyikkan. Bagian pertama adalah Angin Danau yang berisi puisi-puisi berjudul Pulau Samosir, Si Anak Hilang…