Buku Memetakan Dunia terdiri atas delapan volume yang menjelaskan sejarah kartografi, membahas pentingnya ilmu tersebut dalam perkembangan berbagai budaya, dan menjelaskan bagaimana kartografi dilakukan. Kartografi adalah teknik mengumpulkan informasi untuk kemudian disusun menjadi sebuah peta. Setiap volume mengkaji suatu aspek tertentu dari pemetaan dan diilustrasikan dengan sejumlah karya se…
Buku Memetakan Dunia terdiri atas delapan volume yang menjelaskan sejarah kartografi, membahas pentingnya ilmu tersebut dalam perkembangan berbagai budaya, dan menjelaskan bagaimana kartografi dilakukan. Kartografi adalah teknik mengumpulkan informasi untuk kemudian disusun menjadi sebuah peta. Setiap volume mengkaji suatu aspek tertentu dari pemetaan dan diilustrasikan dengan sejumlah karya se…
Setiap tempat dan ruang budaya memiliki bakat primordial dan perkembangannya masing-masing. Semua itu didasari oleh semangat prinsip yang sama, yakni pentingnya harmoni dari unsur-unsur berseberangan yang berkonflik. Masalahnya adalah yang manakah nilai-nilai primordial atau asli pada setiap kelompok budaya Indonesia yang jamak ini? Dan bagaimana masing-masing kelompok mengharmonikan budaya dal…
Catuspata Arkeologi Majapahit: buku yang memuat kajian artefak arkeologis, meliputi candi, area, relief, prasasti, dan bangunan hunian, sejak abad abad ke-8 hingga abad ke-15, sejak zaman Klasik Tua hingga zaman Klasik muda, sejak Mataram kuna hingga bermuara ke zaman Majapahit. Analisis meliputi fungsi, arsitekstur, ragam hias, kisahan (cerita), ciri-ciri, keistimewaan dan/atau kekhasan. dan b…
Buku ini merupakan buku terjemahan. Buku ini berisi kumpulan-kumpulan hasil penelitian beberapa orang ilmuan kehutanan. Buku ini membahas mengenai pegngembangan hutan terutama dalam hal Non Timber Forest Product (NTFP). Non Timber Forest Product (NTFP) merupakan assets kekayaan hayati yang sangat penting bagi hutan-hutan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di samping kekayaan jenis yagn me…
Buku ini berisi catatan mengenai hari-hari Hamengku Buwono IX. Di dalamnya terdapat kisah mengenai perpecahan, perjalanan menuju Tahta, Dari Revolusi ke Angin Kiri, Di pentas yang gonjang-ganjing, keinginan bebas, Jalan Pulang HB IX, Menuju Bukit Terakhir, Bukan hanya tinggal nama, norma, puteri dari seberang, Dunia Gaib Seorang Sultan, Setelah ia tak ada lagi. Tiga abad yang lalu, gunung b…
Meski Bung Karno pernah memenjarakannya, Hamka tetap memaafkan. Di saat Pramoedya Ananta Toer menuduhnya sebagai seorang plagiat, Hamka tetap berlapang dada. Menganggap tuduhan Pram hanya kesalahpahaman semata. Hamka tetap mendudukkan Pramoedya sebagai sastrawan tanah air yang memiliki prestasi gemilang. Bahkan, saat Muhammad Yamin mendiamkannya bertahun-tahun lamanya hanya karena berseberangan…
Di masa Demokrasi Terpimpin, Bua HAmka adalah sosok yang kadang berbeda pendapat dengan Presiden Sukarno, dan juga berseberangan dengan Kaum Komunis. Melalui Majalah Lentera, karya-karyanya diserang habis. Berbulan-bulan lamanya ia hadapi hantaman orang-orang yang tak sepaham dengannya. Dua tahun empat bulan lamanya, Buya Hamka hidup dalam penjara rezim Sukarno. Meski begitu, ia tak marah, Buya…
Fakta menarik menunjukkan adanya perbandingan yang sangat kontras antara sektor kehutanan dengan non kehutanan pada implementasi penurunan emisi nasional. Sampai akhir tahun 2012, kegiatan Clean Development Mechanism (CDM) untuk sektor energi dan industri sudah 93 proyek dari Indonesia yang terdaftar di Executive Board (EB). Kegiatan terbanyak dari sektor methane avoidance dan CERs yang terbes…
Kiprah Kardinal RAtzinger mulai dikenal banyak kalangan, terutama sejak Paus Yohanes Paulus II, pada 25 November 1981, mengangkat Joseph Ratzinger sebagai Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman atau "penjaga" resmi iman Gerega Katolik bajkan sampai-sampai menerima gelar tidak resmi "kardinal-panzer"; bukan saja karena dia berasal dari Jerman, namun terutama karena posisi dan pandangannya selama me…