Pola pikir, cara pandang, dan cara bersikap masyarakat pasca soeharto berubah. Gelombang gerakan reformasi mulai bergulir. Menurut kaca pandang Romo Kardnal, hal ini perlu disikapi oleh gereja. Gereja harus terus berziarah bersama perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, dengan tetap memegang teguh jati dirinya sebagai Gereja.
"Setidak-tidaknya Kardinal beberapa tahun berselang pernah memimpin rombongan tokoh-tokoh lintas agama, saya termasuk, menziarahi Paus Yohanes Paulus II di VAtikan, saat sedang sakit. Dengan tangan yang sedikit gemetar Paus telah menerima kedatangan kami dengan penuh suasana persahabatan. Begitu juga saat Aceh baru saja dilanda tsunami dahsyat, Desember 2004, pada tahun 2005, lagi-lagi Kardinal…
Ternyata, jalan mengikuti Tuhan di zaman modern ini tidak mudah. Ada begitu banyak goadaan, tantangan, gaya hidup, dan sikap bathin yang menghalangi. Dalam buku ini juga anda akan menemukan bagaimana setiap romo dengan gayanya yang khas menuliskan apa yang menjadi concern hidup dan karyanya.
Dalam buku kecil ini ditawarkan teologi kelemahan. Tiga kata yang menjadi fokus perenungan dalam buku ini adalah kekuasaan, kelemahan, dan ketidakberdayaan. Melalui uraian tersebut akan penulis ingin mengajak teman-teman untuk memahami kekuasaan sejati yang membebaskan, mendamaikan, dan menyembuhkan.
Buku ini menyampaikan dua gagasan utama yakni Pertobatan dan Hidup Disiplin sebagai konsekwensi logis dari pertbatan. Melalui dua pokok tersebut teman-teman diajak untuk mengenali bagaimana Allah bekerja atas hidup serta tanggapan yang pantas untuk menanggapi kerja Allah tersebut.
Buku ini berisi mengenai renungan dan panduan menjalani hidup rohani sejak menerima undangan untuk percaya dan mengikuti Yesus Kristus sampai kepada berjerih payah berjuang bersama Kristus. Buku imut ini membantu teman-teman dalam melakukan pemeriksaan batin guna melihat kembali sejauhmana teman-teman telah ikut serta dan berjerih payah bersama Kristus.
Buku ini mengundang kita untuk merenungkan jalan Tuhan yang berkarya di tengah kita dan dalam hidup kita, meskipun diri kita sendiri sangat terbatas dan rapuh. BUku ini berisi simpul-simpul rohani pokok dan pilihan dari berbagai renungan penulis selama karya pelayanan 25 tahun imamatnya.
Berisi kumpulan refleksi iman
Hidup dalam sukacita itu anugerah. Orang Kristiani hendaknya selalu menyadari anugerah berharga ini. Itulah sebabnya, Rasul Paulus berkata Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (FLP 4:$). Paus Fransiskus juga mengingatakan"
Buku ini ingin merumuskan kembali peran wanita dalam hidup menggereja selama satu dekade. Hal yang dirumuskan antara lain adalah makna dan tanda-tanda solidaritas dan keadaan sepuluh tahun sesudah buku ini dirancang dan diperjuangkan. Melalui buku ini teman-teman dapat melihat suatu rencana pemberdayaan peran perempuan dalam kehidupan menggereja.