Penyair dan sketser dari Sidoarjo, Jawa Timur untuk kreativitas di buku "Seperti Orang Asing yang Tersesat". Hendro Siswanggono menampilkan puisi, mengajak pembaca berdialog dengan mata batin. Menembus kesepian dan kesendirian. Sketser Hardono menyajikan karya-karya sketsa tentang kehidupan sehari-hari. Sejak tahun 1969 telah mempublikasikan karyanya di majalah sastra dan budaya, yang terbi…
Sebagai sebuah teks, sajak-sajak dalam kumpulan ini tidak memanfaatkan bunyi, akan tetapi lebih kuat dalam sintaksis puisi, yang ditekankan adalah proses pemikiran yang tak utuh dari gambaran seorang laki-laki yang menemukan kesenangannya, yang nantinya menatap kematian juga. Imaji yang digunakan membangkitkan kontras-kontras kehidupan pencerita seorang laki-laki yang menemukan rumahnya, yang t…
Jika selintasan kita coba membaca puisi-puisi yang terhimpun dalam buku ini, maka seketika kita (sangat mungkn) akan merasa terjerembab pada situasi yang tampak menghadirkan keanehan dan ketidaklaziman. "Apa makasud?" Sebagian besar cara Hendro Siswanggono membangun paradoks, terkesan kontradiktif, bertentangan dengan logika formal sebagiannya lagi permainan aku lirik yang kadang kala bergonta-…
Buku Memetik keheningan ini menawarkan pengalaman isnpiratfi yang berpijak dari kehidupan sehari hari sekaligus mengajak anda bersentuhan dengan Allah yang menyapa melalui sabda harian. Refleksi singkat atasnya menjadi pijakan untuk membangun kehendak. Kolom catatan harian menjadi kesempatan bagi anda membangun niatan secara pribadi . Selamat Membaca :)
Tujuh tokoh dalam buku ini mengevaluasi masa pemerintahan Gus Dur dari berbagai segi sesuai inklinasi, perhatian dan keahlian mereka, meliputi bidang, politik, ekonomi, pertahanan-keamanan, hukum dan kelautan. Mungkinkah pemerintahan Gus Dur-Mega dapat menjadi tonggak masa depan Indonesia Baru yang terbuka yang menghargai harkat-martabat manusia, transparan, adil, dan sejahtera? Ketika KH. A…
Dalam buku ini terdapat biografi para tokoh cendikiawan yakni Abdul Muis, Aris Ananta, Pater Drost, Budihardjo, Goeswono Soepardi, Hasan Ali, Luh Ketut Suryani, Masdar Mas'udi, Mayling Oey-Gardiner, Miranda Swaray Goeltom, Mochtar Naim, Mohamad Sobary, Onghokham, Onno Purbo, Paul Ormerod, Sangkot Marzuki, Sartono Kartodirdjo, Sudjoko, Suharto, Teuku Ibrahim Alfian, dan Thoby Mutis.
Buku ini berisi 33 renungan akan misteri wafat dan kebangkitan, keadilan, dan kesatuan dengan Tuhan. Buku ini mudah dimengerti karena menggunakan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Buku ini menyajikan kisah-kisah dan pergulatan hidup Kristiani sumbangan dari para pewarta di empat kevikepan Semarang, Kedu, DIY, dan Surakarta yang melibatkan 200 pewarta. Kisah-kisah ini dapat memberi inspirasi, meneguhkan, dan memperdalam.
Buku ini berisi tuntunan bacaan yang dibutuhkan untuk menjalani retret ala Fransiskan selama 7 hari. Di dalamnya terdapat rumusan-rumusan doa Fransiskus Assisi, bahan doa, dan renungan-renungan yang mendekatkan teman-teman dengan semangat Fransiskan dalam mengikuti dan mengabdi Yesus.