Buku ini mengupas masalah-masalah aktual yang berkaitan dengan dunia sosial politik, biomedis, dan masalah-masalah lain. Buku yang berupa kumpulan esai ini mencoba menerapkan pemikiran moral atas situasi konkret serta memberi inspirasi dan pegangan bagi teman-teman pembaca dalam menyikapi permasalahan yang selalu muncul dalam kehidupan. Dengan satu harapan bahwa pembaca akan semakin bijak dalam…
Pernah membayangkan nggak, ada ojek ngetem di Menara Eiffel? Senandung seruling di tengah-tengah deru dan debu metropolitan? Begitulah Jakarta, di tengah-tengah pencakar langit dan kawasan elit Sudirman, terselip deretan tukang ojek yang setia mengantarkan Anda dengan jaminan layanan yang lebih cepat dan tepat dibandingkan mobil yang harus berjuang melintasi kemacetan. Hanya di Jakarta-lah kita…
Pramoedya Ananta Roer takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. Kuasa waktu memang telah mengakhiri lakon tubuhnya di muka bumi dan kehidupan, namun ruh dalam tulisan-tulisannya, kalimatnya, kata-katanya, petuahnya, akan senantiasa hidup dan menyisir zaman, tinggal dalam akal dan hati orang-orang, yang masih peduli pada kemanusiaan, keadilan, keberanian dan …
Buku ini berisi esai-esai yang ditulis oleh Pater J. Drost, Kepala Sekolah Pertama SMA Kolese Gonzaga. Beliau adalah seorang intelektual, tidak pernah fanatik dan berdendam. Ia tidak akan mengejar pengukuhan diri oleh orang lain. Ia berani berpendirian, dan tidak takut mengaku salah atau keliru kalau memang demikian. Ia tidak pernah takut kehilangan apapun selain kehilangan kasih karunia Tuhann…
Buku yang berisi riwayat hidup STA yang digambarkan dalam perspektif humanis, yaitu dari sisi pribadi STA sebagai manusia. Sosok STA sejak kecil, keluarganya, pendidikannya, dan perjuangannya di bidang kebudayaan. Dilahirkan di Natal, 11 Februari 1908, Sutan Takdir Alisjahbana (STA) agaknya memang ditakdirkan untuk menjadi cendekiawan besar Indonesia, walaupun ia lebih senang disebut pejuang…
Bagi saya, salah satu unsur terpenting dalam penulisan esai adalah memposisikan diri. Memposisikan diri bisa dimaknai sebagai "berpendapat", dalam arti mengekspresikan pandangan atau penilaian mengenai permasalahan tertentu. Namun dalam perkembangannya, khususnya dalam jangka waktu tujuh tahun yang terdokumentasikan dalam kumpulan esai ini, usaha memposisikan diri juga semakin sering dan semaki…
Beliau memiliki seorang nujum yang waskita. Inilah nasihatnya. "Baginda, jangan hiraukan kutu busuk. Hiraukan para kawula dan negara. Kutu busuk cuma menggigit, tapi tak mematikan. Jangan seekor pun baginda bunuh. Sebab pembunuhan itu yang mereka cari, agar orang bisa menyebut Baginda pembunuh, dan menobatkan mereka menjadi syuhada, atau martir. Waspadalah akan taktik busuk mereka. Jangan biki…
Bersyukur dan mensyukuri serta naluri yang menggugat besama rasa syukur merupakan ungkapan yang sangat tulus atas rahmat yang diterima. Melalui buku ini kita dapat melihat salah satu sisi potret jati diri Jakob Oetama termasuk kegundahan, penggugatan, dan upayanya menundudukkan persoalan bagi masyarakat. Di usianya yang telah mencapai 78 tahun, Jakob masih terus mengikuti perkembangan dunia lew…
Pengembangan karakter perlu dilakukan secara holistik, melalui berbagai pendekatan yang menghubungkan dimensi moral pendidikan dengan ranah sosial dan pendidikan kewargaan. Namun, apa hubungan karakter bangsa dengan kesastraan? Apakah sastra juga dapat memainkan peran besar dalam pembentukan karakter bangsa dan mendorong kebangkitan kembali sebuah bangsa dari keterpurukan? Penulis buku ini m…
Pada pintu masuk sebuah diskotek terpasang pengumuman: "Besok gratis!" Namun, hari esok cuma-cuma itu tak kunjung tiba. Rujukan kata besok di situ berubah-ubah menurut saat kata itu dipakai, dalam hal ini, ketika pengumuman itu dibaca pengunjung. Kejadian di atas dan pelbagai pokok lain mengenai bahasa diolah dalam buku ini. Dua puluh esai yang disajikan di sini membicarakan lima wilayah telaah…