Buku ini mengulas tentang sejarah gagasan yang tidak hanya dibentuk oleh manusia tetapi ternyata gagasan itu juga ikut membentuk manusia.
Kritik sastra feminis yang diuraikan dalam buku ini mencakup berbagai segi, mulai dari perkembangan makna, tujuan, sampai berbagai ragamnya. Pembahasan diakhiri dengan dua contoh sederhana, untuk memudahkan para pembaca menerapkan kritik ini pada suatu karya.
Buku ini merespon berbagai komentar tentang agama yang dianggap sebagai perusak, agama yang menuntun seseorang ke dalam kekerasan dan terorisme serta keyakinan-keyakinan religius itu irasional dan imoral serta tidak ada tempat di dalam masyarakat modern. Buku ini menjadi bacaan yang berguna bagi semua orang yang mencari isu kebenaran, kebebasan dan keadilan.
Buku ini berisi informasi mengenai candi Borobudur dengan menguraikan keadaan candi, nilai arkeologis, historis, budaya, keilmuan, keindahan, ekonomi, politik, berbagai kisah, dan makna simbolis yang terdapat di dalamnya.
Buku ini berisi uraian mengenai candi-candi di Jawa Tengah Selatan, Jawa Tengah Utara, Jawa Timur, hingga candi-candi di luar pulau Jawa.
Buku ini berisi ilustrasi-ilustrasi gambar dan kisah cerita yang menarik berdasarkan hasil penelitian berupa peninggalan benda-benda purbakala dan perkakas-perkakas yang ditinggalkan dari zaman tersebut.
Buku ini diterjemahkan dari buku Door Duisternis Tot Licht yang merupakan kumpulan surat R.A. Kartini kepada teman-temannya terutama orang-orang Belanda. Kumpulan surat itu pertama kali diterbitkan Mr. J.H. Abendanon pada tahun 1911. Terjemahan ini menyertakan lampiran-lampiran untuk menambah pengertian yang lebih jelas mengenai beberapa peristiwa dalam surat-surat itu."
Buku ini berisi sejarah filsafat Yunani mulai dari filsafat sebagai ciptaan Yunani, Filsafat Pra-Sokratik, Kaum Sofis dan Sokrates, Plato, Aristoteles, beberapa teks mengenai filsuf-filsuf Yunani, Daftar istilah Yunani, dan Kepustakaan singkat.
Buku ini cocok untuk pencinta drama sejarah Indonesia pada tahun 1740an, khususnya pada tanggal 9 oktober 1740. Drama ini diilhami oleh pembantaian 10.000 orang Tionghoa di Batavia oleh VOC, Oktober 1740. Dibangun lewat kisah percintaan antarbangsa, Hein de Wit dan Hein Nio, drama sejarah ini membongkar prasangka-prasangka rasial, suatu alam bawah sadar yang barangkali juga bermukim di dalam di…