"Setidak-tidaknya Kardinal beberapa tahun berselang pernah memimpin rombongan tokoh-tokoh lintas agama, saya termasuk, menziarahi Paus Yohanes Paulus II di VAtikan, saat sedang sakit. Dengan tangan yang sedikit gemetar Paus telah menerima kedatangan kami dengan penuh suasana persahabatan. Begitu juga saat Aceh baru saja dilanda tsunami dahsyat, Desember 2004, pada tahun 2005, lagi-lagi Kardinal…
mewujudkan Indonesia merdeka dan berdaulat memerlukan perjuangan darah dan air mat. sebut saja Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir yang merupakan tokkoh-tokoh pelopor Bangsa. Bahkan tokoh-tokoh lainnya seperti Joannes Leimena, Fatmawati, M.H Thamrin, Roeslan abdulgani juga memilikki peran besar dalam perjalanan sejarah bangsa. mereka layak disebut sang pelopor, sang pendobrak. Rosihan A…
para tokoh pelopor bak obor yang terus menyala menerangi perjalanan Bangsa. Diantara mereka ada nama-nama seperti Hoegeng Imam Santoso yang selalu dikenang sebagai polisi yang jujur dan lurus; Sumitro Djojohadikusumo, bapak dan begawan ekonomi Indonesia; Maria ulfah Soebadio, perintis perjuangan membela kaum perempuan; B.M Dia, politisi yang juga pelopor di bidang pers Nasional; hingga Miriam B…
John Forbes Nash, Jr. adalah salah satu genius matematika AS paling menonjol diantara teman-teman segenaerasinya. Pada usia dua puluh satu tahun ia adalah seorang mahasiswa pascasarjana yang cemerlang, bandel, menyebalkan , sekaligus sangat eksentrik di Princetown University ketika ia menemukan beberapa prinsip matematika-yang kini disebut kesetimbangan Nash-yang sangat penting untuk teori perm…
Buku ini berisi kisah seorang perempuan yang penuh dengan goresan luka, bilur nestapa, dan kepingan hati yang berserak. Melalui luka-luka penulis menggambarkan perjalanannya dalam menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. Buku ini menginspirasi dan memotivasi pembaca sebagai salah satu sudut pandang terhadap kehidupan perempuan Islam.
Buku ini berkisah tentang seorang dokter yang badannya diamputasi karena kecelakaan mobil. Tetapi karena perjuangannya kemudian kelak mendirikan rumah rehabilitasi bagi penderita penyakit kusta.
Buku ini adalah terjemahan langsung satu dari empat catatan yang ditinggalkan Santa Theresia Lisieux.
Buku ini berdasarkan pengalaman penulis dan beberapa rekan TKI yang bertahan hidup di Saudi Arabia dan selalu rindu Indonesia.