‘Mengenang Hidup Orang Lain’ (Ajip Rosidi): Sejumlah Obituari Obituari sebagai warta bagi meninggalnya seseorang ternyata tidak hanya dengan dingin mengabarkan kepergian pribadi tersebut, namun lebih dari itu obituari dapat dijadikan wadah untuk mengenang karya-karya dan kontribusi almarhum di lapangan kehidupan. Hal ini pula yang dilakukan oleh Ajip Rosidi yang telah menulis sejumlah ob…
Buku ini berisi informasi mengenai 33 orang budayawan yang bergerak di berbagai bidang kesenian. Orang-orang tersebut antara lain adalah Affandi, Gesang, Ki Timbul Hadi Prayitno, Ki Pauzan Pusposukadgo, Amir Yahya, Ki Mloyo Widodo, Bagong Kussudiardjo, Ki Warno Waskito, Kusbini, Ki Reso Wiguno, Edhi Sunarso, Sapto Hudoyo, Naliman Condropengrawit, Jeno Harumbrojo, Nyi Parmi, Dullah, Prof. Rt. Bu…
Buku ini melukiskan beberapa bagian kehidupan dan perjuangan seorang tokoh sejarah yang mungkin sudah hampir dilupakan bangsanya terutama kaum wanita. Padahal sejak remaja gigih memperjuangkan martabat bangsanya terutama kaum wanita yang masih jauh tertinggal dibanding wanita bangsa-bangsa lain. Bagian awal mengisahkan masa kecil dan remaja, saat-saat mulai timbulnya sikap antipenjajah. Kemu…
Leksikon yang kaya dengan informasi dan akurat ini berisi entri yang mencakup seluruh sastrawan Indonesia sejak kelahiran sastra Indonesia Modern hingga para sastrawan yang menerbitkan karya mereka pada awal tahun 2000. pembaca sastra Indonesia sering mengalami kesulitan mendapatkan bahan-bahan yang lengkap mengenai sastrawan Indonesia. Jika seorang guru, peneliti, atau pembaca ingin mendapa…
Umar Kayam adalah cerpenis Indonesia. Cerpen-cerpennya banyak menari perhatian pembaca dan pengamat sastra Indonesia, terutama setelah terbit buku Seribu Kunang-Kunang di Manhattan (1972). Tidak berhenti sebagai novelis, Umar Kayam pun menulis novel Para Priyayi (1992) yang juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat sastra Indonesia. Namun, pembicaraan mengenai karya Umar Kayam secara keselu…
Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak. Pepatah ini mengandung arti bahwa kesalahan atau kekurangan orang lain, walau sekecil apapun toh kelihatan jelas sekali, namun kesalahan atau kekurangan diri sendiri, meskipun besar tidak kelihatan. Dengan memetik hikmah pepatah inilah memoar GAJAH DI PELUPUK MATA dibuat. Penulis menggunakan pepatah tersebut untuk menggambarka…
Buku ini sangat menarik untuk dicermati karena dikeluarkan pada tahun 1984 oleh departemen pendidikan dan kebudayaan. Tatakrama Pergaulan yang masih kita jumpai sampai saat ini. Pembaca bisa menarik nilai-nilai utama yakni perihal menjaga diri dan menjaga kehidupan sosial sebagai point utama tatakrama. Selain karena isinya, buku ini menarik dari segi ilustrasi gambarnya.
Lewat buku perbincangan dengan Pramoedya Ananta Toer ini, Andre Vltchek dan Rossie Indira menyampaikan kepada kita suara sastrawan Indonesia paling terkemuka yang mengaku tidak akan menulis lagi, penulis novel Tetralogi Pulau Buru yang terkenal di dunia sastra Indonesia. Terekam di dalam buku ini pemikiran Pram, demikian dia biasa dipanggil, tentang Indonesia dan dunia serta kisah hidupnya yang…
Buku ini berisi kisah 5 perempuan yang mengubah sejarah dunia. Perempuan tersebut adalah Eleanor Aquitaine, Isabella Spanyol, Elizabet I, Marie Antonette, dan Catherine Yang Agung. Semua perempuan tersebut adalah wanita-wanita kerajaan mulai dari Ratu Prancis, Ratu Inggris, Ratu Katolik, Penguasa Bangsa yang lebih besar, dan Ratu Jerman LIMA TOKOH WANITA YANG MENGUBAH SEJARAH Lima tokoh w…
Buku ini berisi kisah-kisah mengenai hidup dan karya EMHA sebagai seniman, budayawan, dan sekaligus pemuka agama. Judul-judul yang ditawarkan antara lain Berjalan dan Bekerja: Air Mengalir Ke Segala Arah, Persepsi Terhadap EMHA, Mempertahankan Manusia Di Antara Politik Dan Agama, Puisi EMHA: Mereka Berjoget dan Tertawa, Musik dan Bakul Kesejahteraan Rakyat, Aransemen Cinta Menjelajahi Benua-Ben…