Text
Anak Bajang Menggiring Angin
"Apakah artinya samudra yang luas dan dalam, bila cinta ingin mengarungi dan terjun di dalamnya, Kawanku?" tanya Anila dalam lagunya. Serentak pada kera berhenti, sambil menari-nari mereka pun menjawab nyanyian Anila.
"Samudra itu akan menjadi telaga, dan cinta akan menjadi sepasak golek kencana di permukaan airnya. Hilangnya kedalaman lautan, musnahlah luas samudra, dan mandilah sepasang dolek kencana, bersiram-siraman dengan air telaga."
"Apa artinya kedua daratan yang jauh terpisah, bila cinta hendak mempersatukannya, Kawanku?" tanya Cucak Rawun.
"Daratan itu akan menjadi sejengkal tanah karena sayap cinta. Siapakah yang dapat terbang seperti sambaran halilintar kecuali cinta? Jangankan daratan di dunia, surga pun dalam sekejab akan disentuhnya, bila cinta sudah terbang dengan sayapnya," sahut para kera menyambut nyanyian Cucak Rawun.
Inilah hari-hari cinta yang dikhayalkan para wanita. Pencuri hati seakan sudah dalam hatinya. Bunga-bunga rangin mengerita sakit cinta akan lebah-lebah yang sedang mendengung-dengung di atas ppohon beringin. Merak betina memanggil-manggil, suaranya bagaikan penderita cinta yang memetik gending dengan curing.
Inilah sepenggal ekspresi tentang makna cinta yang dengan sangat indah dilukiskan dalam karya sastra ini. Tak banyak karya sastra Indonesia yang dicetak ulang berkali-kali seperti buku Anak Bajang Menggiring Angin ini. Banyak pembaca mengaku telah menemukan pegangan yang menguatkan dan mencerahkan hidupnya. Beberapa penggal kisah dan dialognya telah menyadarkan mereka akan arti penderitaan yang singgah dalam hidup mereka, akan kekuasaan atau jabatan yang mereka emban, persahabatan dan kebersamaan yang mereka jalin, keadilan dan kerendahan hati di tengah segala kepalsuan hidup.
Para pengamat sastra mengatakan bahwa kisah buku ini merepresentasikan perlawanan mereka yang lemah dan tak berdaya menghadapi absurditas nasib dan kekuasaan. Dengan imajinasi simbolik yang sangat kaya disertai penggalian makna-makna filosofis yang sangat dalam, buku ini mampu menghidupkan kembali kisah klasik Ramayana dalam bentuk sebuah karya sastra yang indah namun sangat enak untuk dinikmati.
Buku ini ditulis ulang dari kisah Ramayana yang hidup dalam masyarakat Jawa. Karena gaya bahasa sastranya khas, imajinasi simboliknya yang kaya, dan penggalian makna-makna filosofis yang dalam, buku ini dapat dianggap sebagai penciptaan kembali kisah tradisional Ramayana dalam bentuk kisah sastra. Buku ini menampilkan suatu kisah yang mustahil, asing bagi pengalaman biasa, impian kosong bila dipandang dari kenyataan harian manusia yang menjadi jalinan kisah dan kerinduan manusia.
No other version available