Text
Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia Jilid 10
Buku ini berisi 4 kisah mengenai empat Kapitan Tionghoa yang terkemuka di Jawa. Souw Beng Kong yang dibujuk oleh Gubernur VOC keempat Jan Pieter Zoon Coen untuk pindah dari Banten dan diangkat menjadi Kapitan pertama di Batavia pada 1619. Pengangkatan Bencon yang menjadi institusi Kapitan Tionghoa di Batavia bertahan hingga lebih dari tigaratus tahun sejak 1619-1942. Kedua adalah Phoa Beng Gam menggali kanal Molenvliet yang membelah jalan Molenvliet Oost dan Molenvliet West kini jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk sehingga Batavia bebas dari penyakit Malaria. Bukan hanya sebagai ahli pengairan, dia juga dipandang sebagai pelopor industri gula di Ommelanden, pinggiran Batavia.rnKetiga adalah Ni Hoe Kong. Ia dituduh sebagai otak pemberontakan oktober 1740. Akhirnya 10.000 orang Tionghoa dibantai. Pewaris 14 penggilingan gula ini ditangkap, diadili, dan dibuang ke Ambon hingga wafat tahun 1746.rnDan yang terakhir adalah Tan Tjin Kie. Ia diangkap sebagai kapitan di Cirebon pada usia 35 tahun dan akhirnya Mayor Tituler lima belas tahun kemudian pada 193 hingga meninggal akibat serangan jantung pada 1919. Upacar pemakaman pengusaha kaya raya ini dihadiri oleh rakyat jelata, pemuka agama, dan masyarakat, hingga pembesar pribumi dan Belanda. Perisitiwa ini dicatat sebagai pemakaman paling royal dan menggemparkan seluruh Jawa.rnKisah ini membawamu pada masa lampau, klasik, dekat masyarakat jelata, termasuk hubungan pemimpin Tionghoa dan penguasa Kolonial yang pasang dan surut seturut arus zaman yang bergerak.
No other version available