Text
Ifigenia di Semenanjung Tauris
Di pelabuhan Aulis raja Agamemnon bersama seluruh bala tentara Yunani sudah lama menunggu angin baik untuk berlayar ke Troya. Namun, tidak ada angin yang berhembus ke arah Troya. Pendeta kerajaan menerapkan bahwa dewi Diana murka dan menahan angin sebab Agamemnon telah menghinanya. Guna menebus kesalahannya, raja itu harus mengurbankan putri kesayangannya yaitu Ifigenia.rnDengan dalih akan mempertunangkan Ifigenia dan Akhiles, perwira yang gagah berani, sebelum bertolak ke Troya, Agamemnon lalu meminta permaisurinya mengantar Ifigenia ke perkemahannya di Aulis. Setibanya mereka, barulah raja itu memberitahukan rencana dahsyatnya; meskipun Ifigenia goncang, ia taat pada ayahnya, dan demi kehormatan raja serta bangsanya, ia tunduk pada takdirnya dan siap dijadikan kurban.rnKetika pada puncak ritual kurban Ifigenia berlutut dengan gemetar, beringsut meringkuk, dan jatuh pingsan menantikan tikaman maut. Tepa pada saat itulah dewi Diana luluh hatinya dan beriba pada Ifigenia! Sang dewi merenggut Ifigenia dari cengkeraman maut, memeluk serta menyelubunginya dalam awan, dan menyangsikannya ke semenanjung Tauris, yaitu; negeri bangsa Tauria yang barbar, buas dan biadab.rnBagaimana nasib Ifigenia, putri yang lembut dan penurut, di antara orang-orang barbar? Dapatkanlah jawabannya dalam karya Geothe ini--sebuah mahakarya kemanusiaan.
No other version available