Text
Jamangilak Tak Pernah Menangis
Ingatan pada pahitnya militerisme, cinta pada lingkungan hidup, barangkali ini novel Indonesia pertama dengan latar lingkungan hidup- dan sikap mengagungkan perempuan telah mendorong Martin Aleida menulis novel ini. Terasa seperti Autobiografi, tapi pada saat yang sama merupakan biografi sebuah kota. Biografi menjadi unsur sangat penting dalam novel ini. Ia merupakan novel kota, atau tentang kota, yang langka dalam sastra kita. Juga novel berlatar budaya Batak yang lebih berhasil dibandingkan dengan cerpen berjudul Penakluk Ujung Dunia Bokor Hutasuhut, misalnya. rnPramudya Ananta Toer menulis sejumlah novel yang telah memperoleh pengakuan dunia, namun menurut Pram sendiri Gadis Pantai adalah yang terbesar dari semuanya. Melihat pentingnya alur narasi novel yang mengalir dan bermuara pada heroisme sosok perempuan, agaknya tak terlalu berlebihan untuk mengakatan Jamangilak adalah Gadis Pantai ala Batak. (review ini ditulis oleh Saut Situmorang, Penyair)
No other version available