Text
Di Mata para Sahabat : 80th Kardinal Julius Darmaatmadja SJ
"Setidak-tidaknya Kardinal beberapa tahun berselang pernah memimpin rombongan tokoh-tokoh lintas agama, saya termasuk, menziarahi Paus Yohanes Paulus II di VAtikan, saat sedang sakit. Dengan tangan yang sedikit gemetar Paus telah menerima kedatangan kami dengan penuh suasana persahabatan. Begitu juga saat Aceh baru saja dilanda tsunami dahsyat, Desember 2004, pada tahun 2005, lagi-lagi Kardinal memimpin rombongan lintas agama untuk mengulurkan bantuan ke sebuah pesantren yang rusak karena tsunami itu. Bagi saya, membina persahabatan dalam perbedaan iman tidak menemui rintangan apa pun."
- Ahmad Syafii Maarif, Pendiri Maarif Institute. Pernah menjadi Ketua Umum pPengurus Pusat Muhammadiyah (2000-2005) dan Presiden World Conference of Religion for Peace (WCRP).
"Sulit sekali saya menjumpai Romo Kardinal sedang menunjukkan emosi beliau, baik dalam hal-hal menyenangkan yang beliau setujui maupun dalam hal-hal yang tidak beliau setujui. Usulan beliau sangat bijak, disampaikan dengan nada lembut, tetapi ada ketegasan di dalamnya. Saya sungguh menyadari , bahwa kehadiran seperti beliau itu adalah kematangan spiritual dalaml penghayatan iman yang sangat panjang dan murni. Tiada pamrih duniawi apa pun."
- Sri Pannyavaro Mahathera, Kepala Sangha Theravada Indonesia, Kepala Vihara Mendut, Magelang.
"Bapak Kardinal tidak menyembunyikan kebenaran demi hubungan baik. Saya menyaksikan, bahwa Bapak Kardinal menyampaikan kebenaran-kebenaran yang diyakininya dengan tulus demi memperbaiki keadaan dan mencapai pemulihan sejati."
- Pendeta Andreas Yewangoe, Ketua Umum PGI periode 2004-2009 dan 2009-2014.
"Beliau tidak banyak bicara, lebih banyak mendengarkan, tetapi pengamatannya tajam. Kami dapat merasakan betap abeliau menghargai betul keberadaan dan peranan awam."
- BK Indarwahyanti Graito, Psikolog, dosen dan aktivis berbagai kegiatan, Ketua Presidium DPP Wanita Katolik Periode 1988-1999
No other version available