Text
Langkah Tiada Henti Menjadi Imam yang Membumi
Kisah perjalanan 25 tahun tahbisan imamat, lima dari Keuskupan Bogor, yaitu Agustinus Surianto HImawan, Agustinus Suyatno, Christophorus Lamen Sani, Markus LUkas dan JM Ridwan Amo, serta satu dari Keuskupan Bandung, St. Fery Sutrisna Wijaya.
Biasanya setahun sekali mereka berkumpul untuk refleksi tahuann bersama sekitar hari ulatah penahbisan. Tahun ke-25 mereka ingin berkumpul dengan cara berbeda, yaitu dalam bentuk buku yang berisi refelksi perjalanan Imamat masing-masing. Tujuannya agar pertemuan di tahun ke-25 ini bermanfaat, bukan hanya bagi mereka, namun juga bagi banyak umat yang membaca releksi mereka.
- F. Rahardi.
Terhadap teman-teman ini saya angkat topi. Sekali mereka yakin mengikuti panggilan dan dengan kesadaran penuh bersedia ditahbiskan menjadi imam, semenjak itu pula mereka menjadi cacerdas et pantifex. Mereka menjadi imam dan jembatan bagi banyak orang. Memenuhi analogi dunia agraris: menjadi gembala dan menggembalakan domba. Sebuah tugas yang amat besar. Di uisa muda, siap atau tidak sipa, mereka sudah dihadapkan pada cora animarum, mengelola urusan spiritual orang banyak. Dengan pengandaian, mereka sendiri sudah dalam keadaan siap secara mental, moral dan spriritual.
- F. Harianto S.
No other version available