Text
Athirah
"Apakah ini artinya Emma kalah, Jusuf?"
Pertanyaan Emma menusuk batinku. Aku pilu. Mata bening Emma basah. Angin sore mendadak terasa sangat adingin. Cahaya matahari dari barat jatuh di wajah Emma. Dukanya semakin terlihat.
Emma tidak pernah punya gambaran tentang wanita yang dimadu. Sejak Bapak memilih tinggal di rumah keduanya, Emma sering terlihat merenung, tertunduk lesu. KEtika langkah Bapak semakin jarang terdengar di rumah kami, Emma semakin sendu.
Namun, Emma tak membiarkan dirinya terlalu lama disiksa rindu. Dia segera berjuang bangkit, menjadi wanita yang mandiri.
Emma adalah perjalanan keberanian. Ada sosok yang kokoh dalam dirinya yang sangat lembut dan halus.
Jika kau ingin aku berkata-kata tentang keindahan, kepadanya benakku akan bertumpu. Maka, kini aku akan bercerita tentang dia, ibuku. Emma-ku, Athirah. Perempuan indah yang mengajarkan aku tentang hidup...... Sesuatu yang tak perlu kau takutkan jika kau tahu makna kesabaran ........
Athirah, Perempuan indah yang mengajarkan aku tentang hidup......
Semakin mengenal dekat Jusuf Kalla, semakin banyak sisi cerita unik kehidupannya yang saya temukan. Meski fisiknya tergolong kecil, hatinya sungguh lapang. Ide-ide kreatif selalu muncul dalam merespon persoalan bangsa. Lewat novel ini kita menjadi tahu bahwa di sana ada Bunda Athirah yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter Jusuf Kalla. Ini mengingatkan pula peribahasa 'buah jatuh tak jauh dari pohonnya."
- Prof. Komaruddin Hidayat, Rektor UN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
No other version available