Text
Ironi Pembangunan Di Negara Berkembang
Buku ini menekankan sebuah cara berpikir mengenai masa depan negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang seharusnya tidak mencari bayangan hari depannya dalam negara maju melainkan dalam ekologi dan kebudayaannya sendiri. Cara berpikir itu lahir dari ironi-ironi pembangunan di negara berkembang yang penuh ketergantungan, Eropa-sentris, bagaimana pembangunan dan kebutuhan-kebutuhan di negara-negara maju.
Suatu masyarakat harus mulai dengan realitasnya. Kalau kemelaratan dan ketidakadilan merupakan fakta-fakta pokok dari kehidupan ekonomi, maka potensi golongan miskin harus menjadi alat utama untuk mengatasinya. Hal ini mungkin kalau rakyat di negara-negara berkembang menemukan rasa bermartabat dan beridentitas di dalam keterbatasan sosio-ekonominya. Anggapan bahwa kita hanya dapat mempunyai modal lebih banyak, bila kita lebih dekat kepada negara kaya, dan dengan demikian akan mempunyai martabat dan identitas, merupakan semacam perbudakan baru terhadap nilai dan struktur yang hendak ditiru. (Parmar)
Teori pembangunan harus tegas bersifat normatif dan secara kritis menilai tujuan dan cara, lebih daripada mencari suatu kesesuaian dengan hukum yang tersembunyi dalam apa yang sesungguhnya terjadi. Cara memecahkan persoalan seharusnya tahan lama secaral ayak. Kita harus mencegah pemberian obat yang menolong seorang pasien hari ini tetapi membunuh esok hari (Bjorn Hettne)
Buku ini layak dibaca insan pembangunan Indonesia.
No other version available