Text
Semusim, dan Semusim Lagi
Dari sebuah sajak, seorang penulis memindahkan suatu baris dan menjadikannya suatu judul, lantas melanjutkannya dengan kalimat demi kalimat, yang akhirnya terbentuk menjadi roman ini. Saya kira itulah cara yang baik untuk merayakan keberadaan kata, di tengah dunia yang lebih sering tak sadar bahwa kata itu ada, sehingga menyia-nyiakannya. Namun menulis bukanlah satu-satunya cara, karena masih ada cara lain untuk merayakannya, yakni membacanya. rn- Seno Gumira AjidarmarnrnSurat Kertas HijaurnSegala kedaraannya tersaji hijau muda.rnMelayang di lembaran surat musim bunga.rnBerita dari jauhrnSebelum kapal angkat sauhrnrnSegala kemontokan menonjol di kata-katarnManepis dalam kelakar sonder dustarnHarum anak dararnMengimbau dari seberang benuarnrnMari, Dik, kekal bisa semua ini.rnPeluk goreskan di tempat inirnSebelum kapal dirapatkanrnrn- Sitor Situmorang, 1953
No other version available