Text
Luna
“Luna,” katanya. “Aku sudah memilih nama Luna.” Matanya menatapku dalam-dalam. Mungkin untuk melihat reaksiku. Atau mencari persetujuanku. Memang pendapatku penting? rnrn“Luna” ulangnya lembut, lebih untuk dirinya sendiri ketimbang untukku. “Menurutmu cocok, kan? Cewek yang hanya bisa terlihat di bawah sinar bulan?” rnrnRegan sebal banget sama tingkah abangnya, dia jadi nggak pounya privasi karena abangnya selalu memakai kamarnya untuk berdandan, di tengah malam buta lagi. Acara dandan itu bisa makan waktu berjam-jam, bikin Regan nggak pernah bisa tidur nyenyak. Ditambah lagi abangnya itu seriiiing banget minta ditemani belanja baju. Kenapa sih dia nggak bisa belanja sendiri? Regan kan kepingin banget malam mingguan sama Chris, cowok cakep kecengannya di kelas kimia. Tapi mau bagaimana lagi, Luna kan nggak punya siapa-siapa selain dirinya. rn
No other version available