Text
Piano Di Kotak Kaca
Sejak kecil, Sheila hidup dalam lingkungan keluarga yang buruk. Ayahnya, Charles, selalu bertengkar dengan Ibunya, Mira. Tak jarang wajah Ibunya lebam- lebam karena dipukuli sang Ayah. Suatu hari, Charles ditangkap polisi karena dituduh membunuh Mira. Memang sejak dua hari yang lalu Mira menghilang. Malam hari itu juga Charles kedapatan menyeret karung yang diduga kuat berisi mayat Mira.rnKarung itu hanyut. Jasad Mira tidak ditemukan. Awalnya Charles tidak mengaku, tetapi ia mengaku pada akhirnya. Sheila terpukul. Ia tidak menyangka bahwa Ayahnya adalah seorang pembunuh. Mendengar kabar itu, Haryanto, adik angkat Charles, berinisiatif untuk merawat Sheila. Sheila kemudian dibawa ke rumahnya.rnAwalnya Sheila ragu. Namun ia tidak enak hati menolak kebaikan hati paman angkatnya itu. Jadilah Sheila tinggal dengan keluarga barunya. Sayangnya, kedatangan Sheila tidak disambut hangat oleh keluarga Haryanto. Ratna, istri Haryanto, menjadikan Sheila sebagai pembantu. Sedangkan Reza, putra sulung Haryanto, senang menggoda Sheila. Renny, adik Reza, apalagi. Ia selalu semena- mena terhadap Sheila.rnSheila hanya bisa pasrah. Ia baru bisa keluar dari rumah Haryanto saat Renny bersikap keterlaluan padanya. Gadis itu mengambil miniatur kotak piano Sheila yang merupakan kenangan satu- satunya yang Sheila punya dari Ibunya. Tentu saja Sheila keberatan. Namun Renny tetap ngotot. Merasa tidak senang, miniatur itu ia banting ke lantai hingga pecah. Sheila menjadi kalap. Ia mengambil botol tempat air minum lalu menghantamnya ke kepala Renny tapi yang kena malah kepala Reza.rnRatna yang marah besar lalu mengirim Sheila ke sebuah sekolah berasrama di Ciloto. Di sinilah awal hidup Sheila yang baru. Namun predikat sebagai anak pembunuh membuat ia kurang diterima. Ia hanya bersahabat dengan Wenny dan Tini, teman sekamarnya. Di sini jugalah Sheila mengenal Bram, yang kemudian menjadi pelindung sekaligus cinta pertamanya.rnSelamat Membaca :)
No other version available