Text
Nagasasra dan Sabuk Inten jilid 2
Peperangan terasa menjadi sahabat manusia. Setiap kali ia akan datang mengunjungi. Kalau tidak manusia sendiri yang akan bertingkah untuk mengundangnya. Ternyata dalam sejarah hidupyang ditulis di lontar-lontar, kitab-kitab babad atau kidung, selalu akan berulang kata-kata itu, Perang, Perang, Perang. Meskipun setiap mulut mengutuknya sebagai hantu yang menakutkan, tetapi juga sebagai kekasih yang dirindukan.
Bagi Tumenggung Prabasemi, perang merupakan lapangan permainan yang digemari. Tak pernah diperhatikan akibat dari perang itu. Ia hanya ingin namanya semakin menanjak ke atas. Setiap persoalan atas wilayah-wilayah Demak, Prabasemi cenderung menyelesaikannya dengan peperangan. Dengan dalih yang dibuat-buat Prabasemi selalu mengakhiri tugasnya dengan pertumpahan darah.
No other version available