Text
Bebas Dari Ketakutan
Berjuang tanpa menggunakan kekerasan, Aung San Suu Kyi mengotaki apa yang disebutnya sebagai kemerdekaan Myanmar II,setelah ayahnya, Aung San, memelopori "kemerdekaan Myanmar 1". Akibatnya, aktivasi hak-hak asasi manusia dan pemimpin Liga Nasional Demokrasi Myanmar ini dikenakan tahanan rumah oleh junta militer pada 1989, menyusul perlawanan spontan terhadap penindasan politik yang telah membungkam rakyat negeri itu selama hampir 30 tahun. Ia menjadi tahanan karena hati nurani, terpisah dari keluarga maupun kawan. Sungguhpun partainya memperoleh kemenangan besar dalam pemilu Mei 1990, namun kaum militer menolak membebaskannya atau menyerahkan kekuasaan sesuai dengan janji semula.
kumpulan karangan ini - disunting oleh suaminya Michael Aris - mencerminkan keyakinan, harapan, dan kecemasan Aung San Suu Kyi terhadap nasib bangsanya. Meliputi sebuah ulasan tentang ayahnya dengan beberapa esai mengenai warisan budaya negerinya, buku ini menampilkan sejumlah esai, pidato, surat, dan wawancara terpilih yang bertalian dengan keterlibatan Aung San Suu Kyi dalam perjuangan demokrasi.
berkat perjuangannya ia dianugrahi hadiah Sakharov untuk Kemerdekaan Berpikir pada 1990 dan hadiah Nobel Perdamaian pada 1991.
No other version available