Text
Operasi Fortitude, Mengecoh Jerman Di Normandia
Sejarah membuktikan, perang intelijen hampir selalu ikut menentukan hasil akhir sebuah peperangan; bahkan turut memastikan kemenangan......
Setelah nemaklukkan sebagian besar daratan Eropa dan berada dalam posisi bertahan, Jerman Nazi yakin, suatu saat SEkutu pasti mendaratkan pasukannya di sana. Sebagai antisipasi, Hitler membangun benteng pertahanan di sepanjang pesisir barat Eropa. Panjang "Dinding ATlantik" itu lebih dari 3.800 kilometer, membentang dari pantai Laut Arktik di Norwegia sampai ke pantai Teluk Biskaya di Perancis Selatan.
Diam-diam, para agen rahasia Jerman juga berusaha mati-matian mencari tahu kapan dan di mana SEkutu bakal mendaratkan pasukannya, agar 300.000 pasukan yang ditugasi mengawal pantai Eropa siaga untuk menggagalkannya. Di lain pihak, Sekutu justru menyembunyikan rapat-rapat rencana invasi besar-besarannya.
Inilah buku kisah di balik D-Day, peristiwa pendaratan pasukan Sekutu di Pantai Normandia, Perancis Selatan, 6 Juni 1944. Tak banyak yang tahu, peristiwa pendaratan pasukan terbesar dalam sejarah Perang Dunia II itu sebetulnya didahului perang intelijen antara Abwehr, dinas rahasia Jerman, dan dinas rahasia Sekutu, khususnya M15 dari Inggris.
Bagaimana jalannya perang rahasia yang berlangsung sengit itu? Strategi apa yang digunakan M15 untuk menundukkan para intel Jerman? Kenapa Jerman sampai bisa terkecoh taktik disinformasi yang dilakukan para agaen rahasia Inggris?
Banyak buku dari film telah mengupas fakta-fakta sejarah Perang Dunia II (1939-1945). Tapi, hanya sedikit yang menyingkap aspek perang intelijennya, yang sesungguhnya tak kalah dramatis dibanding pertempurann di medan terbuka.
Darma Aji alias Sophan Ajie tinggal di Bandung, menamatkan pendidikan pada Fakultas SAstra Jurusan Rusia Universitas Padjajaran Bandung pada awal tahun 2007. Aktivitas sehari-harinya mengajar sastra dan penulisan kreatif di Komunitas Tobucil. Selain itu, aktif mengembangkan kecakapan kepribadian berbasis seni peran bagi anak-anak dan remaja di Arsari-Sanggar Anak Mandiri se-Indonesia. SMP WAringin, SMA SAint MAry College, SD Melania, dan tenaga ahli komunitas kaum muda nanga Pino, Kalimantan Barat. Ia juga menjadi pengajar luar biasa bidang kajian Estetika di Pusat Kajian Humaniora Univearsitas Katolik Parahyangan.
No other version available