Text
Menyemai Karakter Bangsa (Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan)
Pengembangan karakter perlu dilakukan secara holistik, melalui berbagai pendekatan yang menghubungkan dimensi moral pendidikan dengan ranah sosial dan pendidikan kewargaan. Namun, apa hubungan karakter bangsa dengan kesastraan? Apakah sastra juga dapat memainkan peran besar dalam pembentukan karakter bangsa dan mendorong kebangkitan kembali sebuah bangsa dari keterpurukan?
Penulis buku ini mengaitkan pentingnya keberaksaraan sebagai landasan kebudayaan, kebangkitan, dan perubahan. Keterbelakangan dan ketertinggalan kita terjadi akibat diremehkannya peran aksara dan sastra. Padahal keberaksaraan dan kesastraan memiliki pengaruh yang luar biasa besar pada berbagai bidang kehidupan: sosial, politik, teknologi, hingga religi.
Buku ini mengupas secara komprehensif soal kebangkitan dan sastra, politik dan sastra, pendidikan karakter dan sastra, religio-sosialitas dan sastra, spiritualitas dan sastra, serta masalah prasyarat budaya kebangkitan.
Di tangan seorang Yudi Latif yang mencintai Indonesia dengan kemanusiaan peradaban serta kemajemukan suara sastra dan budya yang mencerahkan dalam panggung demokrasi yang berpolitik nurani, maka tema kebangkitan sastra dalam buku ini pasti mengarah ke susastra yang mencerahkan, yang mengolah pengalaman tragis dan utopis bangsa ini untuk menjadi makin berkeadaban. Tema kewargaan yang secara politis kebudayaan merupakan keterlibatan anak bangsa yang selalu menyanyikan Padamu Negeri tidak akan berkhianat dan menjual eisdom dan truth demi kursi kepntingan sesaat egoistik dan keserakahan yang mengatasnamakan mengabdi negara, tetapi lainnya hanya mengabdi hasratnya sendiri dan egonya sendiri. Tema kemanusiaan, sastra, seni dan budaya bukan untuk ditunduk-tundukan pada kekuasaan ataupun perundanagan yang mematikan proses kreatif peradaban dan mengerdilkan keindonesiaan yang kreatif dan selalu besyukur karena kemerdekaannya berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa ke dalam jalur-jalur antikehidupan dan kekerasan"
- Mudji Sutrisno, Budayawan.
No other version available