Text
Tambo, Sebuah Pertemuan
ila Tambo biasa kita pahami sebagai dunia lampau, dan kita sepenuhnya hidup dalam dunia lampau itu, tak demikian dengan Tambo Gus. Kita mondar-mandir antara dunia kini dan lampau. Kita hidup dalam dialog antara dunia kini dan lampau. Dunia kini yang dunia nyata dan dunia lampau yang dunia impian. Dan kita tak perlu heran bila dunia lampau dalam novel yang diidealisir, sehingga Gus ingin membawa kita menghidupi/kan (kembali) dunia lampau. Orang tak akan kaget dengan permainan khayal dan realitas dalam Tambo, karena dalam sejarah novel kita, ini telah dimulai oleh Belenggu Armijn Pane. Malah saya rasa, lebih mudah mengesan perpindahan dari dunia nyata ke dunia impian dalam Tambo ketimbang dalam Belenggu.
-Umar Junus-
No other version available