Text
Bunga
Pertanda apa bila ular datang, masuk dalam tempat penyimpanan beras? Malapetaka atau sukacita? Pertanyaan yang terus menghantui pikiran Bunga, membuat hatinya sarat oleh tanda tanya.
Bunga adalah gadis Dayak, putri seorang kepala adat: Lulus Sekolah Pendidikan Guru, ia bertemu Prasetya, pemuda mahasiswa yang sedang melakukan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah pedalaman Kalimantan Timur. Prasetya berasal dari Surabaya.
Setelah lulus, Prasetya melamar Bunga. Upacara perkawinan mereka nyaris berantakan, ketika Prasetya yang "pulang ke Jawa" mengalami hambatan transportasi kembali ke Samarinda. Adat mengharuskan, calon pengantin pria terlambat datang sejam saja, gadis idamannya akan disandingkan dengan lelaki lain. Beberapa detik sebelum tengah hari, Prasetya muncul. Perkawinan mereka nyaris putus. Setelah menikah, Prasetya menggenapi ikrar kepada calon mertuanya: berkebun dan membangun desa kelahiran Bunga.
Banyak perkara dihadapi dan harus diselesaikan oleh Bunga-Pras,. khususnya dalam kehidupan sosial ekonomi desa itu. Banyak orang iri dan dengki. Belum lagi masih ada yang mengganjal dalam hubungan suami-istri itu: anak yang tak kunjung datang. Padahal diagnosis dokter menemukan mereka sehat.
Benar saja! Tak lama kemudian Bunga mengandung. Mereka amat bersukacita. Pada puncak kebahagiaan itulah mereka mendengar berita kebakaran hutan Kalimantan-termasuk perkebunan yang telah dirintis oleh Prasetya. Adakah petaka itu silih bahagia atas janin dalam kandungan Bunga?
No other version available