Text
Peranakan Idealis, Dari Lie Eng Hok Sampai Teguh Karya
Ada kecenderungan untuk memukul rata peranakan Tionghoa sebagai golongan yang tidak peka terhadap lingkungan, egois, dan macam-macam lagi. Membaca buku ini kita akan tahu bahwa ada juga kaum peranakan yang idealis, yang berjuang demi Indonesia.
Peranakan Idealis: Dari Lie Eng Hok sampai Teguh Karya menampilkan 25 tokoh yang patut dikenang. Kita akan melihat betapa perjuangan mereka tak jarang menghadapi berbagai rintangan, seperti dialami oleh P.K. Ojong (1920-1980), pendiri harian Kompas. Oleh satu media massa ia diserang dan disejajarkan dengan para cukong yang a-sosial dan a-nasional. Mochtar Lubis, rekannya, membela dengan menyatakan:
Selama rezim Soekarno dan kaum komunis berkuasa, Ojong P.K. dengan risiko yang tidak kecil membantu tahanan politik rezim Soekarno dengan bacaan-bacaan yang tidak ternilai harganya di kala itu bagi para tahanan tersebut... Dia sungguh-sungguh telah berhasil mengintegrasikan diri dan jiwanya dengan bangsa Indonesia; senantiasa bekerja menjunjung hukum dan peraturan, mungkin lebih patuh mentaatinya dari banyak kita yang mengaku orang "asli" ini. Jika tokoh-tokoh seperti Ojong pun jadi sasaran tanpa alasan dan bukti nyata, maka yang lain akan putus asa dan berpikir buat apa berbuat jadi warganegara yang baik, toh satu waktu akan jadi sasaran hantaman juga.
Tak berlebihan bila buku ini patut dibaca oleh warganegara Indonesia, peranakan atau bukan, yang mendambakan Indonesia yang lebih baik.
No other version available