Text
Si Bung Dari Siantar (adam malik)
SI BUNG DARI SIANTAR
Membaca novel masa kecil figur negarawan Bapak Adam Malik ini, sejenak kenangán kita dibantingkan kembali ke dalam masa bergolak, masa romantik orang-orang muda yang ingin bang-kit menentang penjajahan,, yang identik dengan
perang terhadap kebodohan yang dilangsir oleh
Belanda.
Kota Siantar, yang telah menyambut Adam Malik ketika lahir, yang dilingkungi perkebunan-perkebunan menghijau, dari kebun teh dan karet-nya, ikut terlibat aktif mewarnai sejarah. Ribuan
'Kuli Kontrak' terbius rayuan Mandor Onderne-ming mengadu nasibnya di perkebunan. Mereka datang dari berbagai penjuru negeri dan pulau, bahkan dari berbagai bangsa. Tapi angan-angan ingin jadi kaya, atau sedikitnya merobah hidup dari yang nista ke yang agak layak itu pupus, ketika mereka mulai hidup sebagai penghuni pon-dok panjang. Bulan demi bulan hutang semakin menumpuk. Paceklik mengancam. Lalu terpaksa-lah kontrak harus diperpanjang lagi. Inilah yang membunuh masa depan. Terucaplah "Kontrak untuk, mati."
Ketika itulah Adam Malik yang kecil tergugah, seperti juga para pemuda lainnya. Tinju tidak lagi terkepal dalam saku, 'tapi teracung ke udara.
Dada mulai gemuruh oleh tekad ingin membantai kebodohan. Dan siapakah yang sanggup menahan, suatu bangsa berjuang untuk merebut kemerdeka-annya ? Sejarah telah membuktikan, bahwa per-juangan seperti ini memang di jalan Tuhan.
Demikianlah latar belakang kehidupan yang mewarnai masa kecil Adam Malik. Kami yakin. buku ini patut dibaca anak-anak masa kini, yang dengan pundaknya yang lebar itu tentu telah siap untuk disebut sebagai generasi penerus. yang dibanggakan.
No other version available